Hari ini latihan untuk syuting iklan sedang berlangsung, mereka bekerja keras untuk bisa tampil maksimal. Lagu sudah ditentukan, kini mereka hanya tinggal latihan dan latihan. Masih banyak yang harus diperbaiki dan mereka harus bisa mengejar target untuk syuting empat hari lagi. Faisal berdecak pinggang sambil mengamati.
"Sha, gerakan kamu salah, jadi nggak sama sama yang lain. Habis balik kamu langsung pose ok. Gerakannya agak cepat sedikit mengikuti teman-teman kamu." Sasha yang diberi tahu hanya mengangguk dan mengulangi gerakannya kembali.
Di sebelah Faisal ada Bianca yang merupakan seorang penari profesional. Dia salah satu penari terbaik menurut Faisal. Karena tidak mungkin dia mengurusi semuanya sendiri dan tidak mungkin juga meminta bantuan Hesti. Jadi dia memutuskan untuk menyewa seorang penari profesional. Tentu saja bukan dia yang sewa tapi pihak rumah produksi. Faisal hanya menyarankan dan ternyata mereka setuju.
"Sabar Sal, ini baru hari pertama. Mereka juga sepertinya sudah kelelahan." Tutur Bianca.
"Benarkah? Apa kita istirahat dulu?"
"He'eh." Jawab Bianca, dia kemudian menoleh ke arah anak-anak, "Cukup, kita istirahat dulu." Ucap Bianca.
Seketika Anggun, Tari, Sasha dan Rasya mendesah lega.
"Akhirnya." Ujar Anggun.
Mereka langsung merebahkan tubuh mereka ke lantai sangking lelahnya. Anggun lalu menyeka keringatnya dengan tangan.
"Nih pakai." Ujar Aldi menyodorkan sapu tangan miliknya untuk Anggun. Dia lalu duduk disampingnya.
Sammy yang melihat dari samping hanya bisa diam, sedih dan kecewa bercampur jadi satu.
"Heh, ngelamunin apaan?" Tepuk Rasya dari samping.
"Ah, nggak." Sammy mengelak. Matanya lalu menoleh melihat Zaki dan Sasha yang bercengkrama akrab satu sama lain. Mereka terlihat dekat.
"Huft mereka pada jadian gara-gara latihan di sini. Lah gue sama Tari dari sekolah sampai latihan di sini pun nggak jadi jadi."
Sammy tertawa mendengar perkataan Rasya, "Itu mah nasib namanya." Rasya tersenyum mendengar.
Lima belas menit kemudian, Faisal dan Bianca kembali masuk ke ruangan untuk melanjutkan latihan.
"Ayok, ayok semangat guys." Tutur Faisal yang begitu bersemangat melatih anak-anak didiknya. Dia senang bisa menghasilkan uang dengan semua ini, rencananya sedikit demi sedikit akan terlaksana.
Saat sedang fokus latihan, tiba-tiba saja pintu ruko terbuka. Faisal mendekat dan melihat siapa yang datang.
"Ada yang bisa saya bantu?"
"Saya mencari Sammy." Tutur orang tersebut.
Sammy yang mendengar namanya disebut langsung menengok, dia tahu betul suara itu.
"Bang Enggar?" Tanyanya penasaran.
Enggar yang melihat Sammy dari kejauhan langsung melambaikan tangan.
"Hai Dek," Teriaknya.
Faisal mengerutkan dahi, "Ah, jadi dia kakaknya Sammy." Ujar Faisal dalam hati.
Enggar kemudian masuk dan dipersilahkan untuk melihat sesi latihan kali ini. Sammy mengatakan semuanya pada Faisal dan Faisal mengerti, makanya Enggar dipersilahkan untuk duduk. Dengan mata berbinar Enggar melihat adiknya berlatih dengan sungguh-sungguh. Penuh usaha dan keringat. Ini pertama kali ia melihatnya seperti ini, sepertinya ia terlahir memang untuk menjadi seorang bintang. Selesai melihat sesi latihan, Enggar berdiri menyapa semua orang.
"Boleh saya bicara?" Tanyanya,