Waktu sudah semakin dekat, anak-anak semakin giat latihan untuk kompetisi mendatang. Semua sudah kembali seperti semula. Keadaan pun sudah mulai tenang, Hesti berada di samping Faisal menemaninya mengajar anak-anak. Faisal sudah memberikan penjelasan kepada Nia secara baik-baik terkait hubungan mereka dan untungnya dia menerima itu dengan lapang dada. Tari akhirnya membuka diri pada Rasya, mereka terlihat semakin dekat akhir-akhir ini. Diana dan Sammy harus kecewa dengan kembalinya Anggun dan Aldi sebagai sepasang kekasih. Mereka sepertinya sudah lebih dewasa dalam menyikapi masalah mereka sendiri. Dan tentu Sasha dan Zaki yang semakin hari semakin lengket saja, seperti perangko.
Latihan demi latihan mereka lalui, semua orang bekerja keras. Musik dan lagu sudah siap untuk diputar. Mereka hanya tinggal mempersiapkan diri mereka. Yang paling sulit, apalagi kalau bukan menari. Bernyanyi sambil menari bukanlah hal yang mudah, perlu ingatan kuat dan penguasaan panggung yang mumpuni. Dan itu tidak diraih sehari dua hari. Perlu berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Dari latihan yang mereka lalui, Faisal bisa melihat kalau anak-anak sangat bersungguh-sungguh. Mereka semua juga semakin dekat satu sama lain.
Tari sudah kelelahan dan kehabisan tenaga, napasnya tersengal-sengal dengan keringat yang membasahi tubuh. Dia lalu menjatuhkan tubuhnya ke bawah, sontak semua orang kaget melihatnya. Anggun yang kebetulan berada di sampingnya langsung menghampirinya dengan cepat.
"Lo kenapa?"
Tari menggeleng mendengarnya.
"Ini minum dulu." Tutur Anggun.
Rasya yang juga khawatir berada di sisi Tari sekarang. Dia lalu menatap ke arah teman-temannya yang lain. Dengan lantang dia mengatakan, "Kita istirahat dulu ya tiga puluh menit." Ucapnya.
Sedangkan Faisal yang khawatir hanya menghela napas dengan tangan di pinggang. "Ok kita istirahat 30 menit." Tandasnya dengan terpaksa.
Semua orang mendesah lega, mereka juga lelah tapi tidak enak dengan Faisal dan yang lainnya.
***
Di ruang kantornya, Faisal mendesah kecewa. Dia kira anak-anak akan mampu melewati ini semua. Tapi ternyata dia tidak bisa memaksakan kehendaknya.
"Sal, kamu jangan gitu dong. Kasian Tari, dia nggak kuat."
"Kompetisi sebentar lagi dan mereka masih belum benar gerakannya."
"Mereka bukan robot Sal, mereka lelah dan tertekan. Kamu terlalu ambisius. Mereka masih anak-anak."
"Kalau mereka mau menang, mereka harus kerja keras." Ujar Faisal yang mulai kesal dengan nada tinggi.
"Hei, kamu lupa kalau ini bukan soal kalah dan menang. Tidak ada yang tahu apa yang akan terjadi. Mereka juga sudah berusaha sekuatnya. Berilah mereka sedikit waktu."
Faisal seketika terdiam mendengar apa yang dikatakan Hesti. Dia benar, dirinya terlalu berambisi untuk menang. Padahal semua ini bukan soal menang dan kalah. Tapi pengalaman dan pelajaran yang mereka dapat. Dia lalu duduk dan mencoba menenangkan diri. Hesti mendekati kekasihnya dan mengusap punggungnya lembut.
***
Sepulang latihan anak-anak pergi ke sebuah warung pecel lele yang ada di dekat tempat latihan mereka. Mereka lapar dan ingin menghabiskan waktu bersama.
"Hmm..." Ujar Desi mencium harum ikan lele dan sambal yang luar biasa, "Sambelnya mantep banget nih."
"He'eh, lapar. Ayok makan." Ucap Zaki.
"Siap." Tutur Rasya.