Ekspresi

Deviannistia Suyonoputri
Chapter #31

Akhir yang Bahagia

Dengan bangga, Faisal menyimpan piala yang ia dapat di sebuah lemari besar yang baru saja ia beli. Dengan uang yang diterima dan dari hasil penampilan mereka. Faisal akhirnya mampu membeli Ruko yang ia tempati saat ini. Dan sedikit demi sedikit dia akan membeli beberapa alat rekaman dan penunjang lainnya. Menaruh tangannya di pinggang, dengan bangga dia menatap piala itu. Beberapa detik sebelum akhirnya dia melangkah mundur dan merangkul Hesti yang ternyata berada di sana bersamanya. Senyum bahagia terukir jelas di wajahnya.

Waktu sangat cepat berlalu, Anggun mulai mencoba untuk audisi kesana kemari. Dengan bantuan Faisal dia berhasil masuk ke salah satu klub pementasan yang biasa digelar di gedung Ismail Marzuki hampir tiap bulan. Di sana, dia mendapat teman dan pengalaman baru. Walau tetap ingin pergi ke Amerika, namun Anggun tahu apa yang pertama harus dia lakukan. Aldi terus mendampinginya sepanjang perjalanan. Dia selalu ada dan mendukung kekasihnya itu.

Janji Tari pada ayahnya pun tidak terlaksana, dia tidak berhasil masuk Universitas terkemuka. Setelah lulus, Tari mencoba untuk masuk sekolah seni di Jakarta. Yatno yang akhirnya mengalah dengan memberikannya syarat kembali. Kalau dia tidak juga masuk IKJ, maka dia akan dikirim keluar Negeri oleh ayahnya.

***

Ayah Hesti yang sudah sakit keras akhirnya meninggal dunia, meninggalkan Hesti dan ibunya. Faisal terus berada di dekat kekasihnya, mendukung dan membantunya kembali bangkit. Sepertinya sebentar lagi akan ada pesta yang diselenggarakan.

Di tempat latihan sore itu, semua anak-anak sudah berkumpul untuk memberikan kejutan pada Faisal. Mereka sengaja bersembunyi, di belakang bangku. Dan saat Faisal masuk...

"KEJUTAN." Ucap mereka serentak.

Mata Faisal langsung berkaca-kaca melihat anak didiknya. Mereka kemudian memeluk guru kesayangannya itu. Semuanya orang jadi berkaca-kaca terutama Tari dan Sammy yang lulus dan akan melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. Diana dan Zaki meraih tangan Faisal dan menariknya untuk duduk di tempat yang telah mereka siapkan.

Tari tersenyum bangga pada gurunya itu, memutari sambil menyentuh bahunya lembut. Dia pun mulai bernyanyi.

Matahari bersinar terang menerangi langkahku. (Tari)

Kukatakan pada dunia inilah saat yang kutunggu. (Sammy)

Hati berdegup kencang, ku rasakan indahnya malam itu. (Anggun)

Satu mimpiku yang tak pernah terwujud, mampu aku lakukan. (Aldi)

Kau datang padaku, membuatku percaya. Hati ini tak kan pernah mati. (Sasha)

Lihat selengkapnya