“Ini semua salah kamu Danella! Kana harusnya nggak pernah lahir dari Rahim wanita sepertimu. Aku menyesal menikahimu.”
“Baguslah jika begitu. Aku juga tidak menginginkan Kana lahir di dunia ini. Kalau kamu mau silahkan saja bawa dia pergi. Tapi ingat jangan pernah membawa Kana menemuiku atau keluarga baruku!”
Au meringkuk ketakutan di balik selimut tebal di atas kasur. Ini sudah dini hari, namun suara teriakan itu masih saja menggaung di telingaku. Aku sangat membenci hal ini.
“Kalau emmang kamu tidak menginginkan Kana, lalu kenapa kamu ingin mengambil hak asuh Kana dariku?”
“Karena aku pikir dia bisa kujadikan umpan untukmu menyerahkan sebagian hartamu. Namun karena suami baruku lebih kaya darimu, buat apa aku mengemis lagi padamu. Aku juga sudah tidak butuh Kana!”
“Tapi dia anakmu!”
“No! Dia anakmu. Aku tidak sudi menganggapnya sebagai anak.”
Prrraaaaaang……
“Kurang ajar!”
Plaaaaaak…..