Ekuilibrium

BOne
Chapter #3

Alunan 2

Hari ini aku tidak ada jadwal di kampus. Aku lantas berlatih pribadi di studio milik kakekku untuk mengikuti salah satu lomba yang sering dibicarakan oleh sepupuku di Makassar yang juga menggeluti seni tari. Dengan ini aku akan membuktikan pada semua orang bahwa aku mampu memenangkan kompetisi ini sendirian. Aku juga mengincar hadiah uang tunai yang akan menambal kebutuhan keluargaku. 

Kali ini aku akan membawakan tari kontemporer yang akan membuatku mendapatkan keuntungan karena menyalurkan emosi yang kurasakan pada tari ini. Kuharap aku memilih pilihan yang tepat karena kompetisi itu akan dimulai satu bulan lagi. Bagiku satu bulan cukup untukku berlatih. Aku akan datang setiap hari ke sini, lalu mengevaluasi gerakan yang dirasa kurang memuaskan.

Ketika aku berlatih aku merasa ada seseorang yang menatapku dari jendela. Aku tak menghiraukannya karena mungkin ia penasaran dengan apa yang tengah kulakukan. Namun, sudah sekitar satu jam aku berlatih ia akhirnya masuk ke dalam studio dengan wajahnya yang takjub. 

"Tarian kamu indah sekali."

Aku tersipu malu dan tak bisa menahan senyumku. "Terima kasih."

Aku sangat senang mendengar pujian yang jarang kudengar. Hal itu membuatku bersyukur karena setidaknya ada satu orang yang mengakui tarianku. Ia berkata bahwa pilihan musik klasik pada tari kontemporer adalah pilihan yang bagus. Dari caranya berbicara membuatku yakin bahwa ia adalah orang yang paham tentang tari. 

"Aku suka menari, tapi aku lebih suka dance cover," ucapnya tiba-tiba. Padahal aku tak bertanya apa pun padanya. Aku lantas bertanya kenapa dirinya memilih untuk dance cover saja. Ia terkekeh dan berkata bahwa dirinya menyukai K-pop sehingga ia lebih sering menarikannya. Aku ikut tersenyum mendengar ceritanya. Perempuan bersurai hitam tebal itu mengesampingkan bakatnya dalam menari lebih jauh. Menciptakan sebuah gerakan yang akan memikat para penonton dengan melihatnya hanya ia lakukan pada bagian dance break pada lagu yang mereka bawakan.

"Namaku Iris Ray. Kamu?" Iris memperkenalkan diri dengan ceria. Sesuai dengan namanya yang berarti pelangi. Ia seolah mendatangkan pelangi setelah hujan turun. 

"Aluna Wiratmaja, panggil saja Luna."

Lihat selengkapnya