Ekuilibrium

BOne
Chapter #8

Alunan 7

Nero memelukku erat sembari berusaha menenangkanku. Ia tak protes dirinya baru mengetahui hal ini, padahal aku tak berencana untuk memberitahu Nero. Aku takut bahwa masalahku akan membuatnya tidak bisa fokus pada studinya. Terlebih karena dirinya berasal dari prodi (program studi) kedokteran.

"Kita bolos saja hari ini, ya." Nero melepas pelukannya. "Ayo kita bersenang-senang hari ini."


***


Aku berteriak sambil berusaha membunuh para musuh dalam layar permainan bernama Rambo. Aku seperti membayangkan menembak orang-orang yang menghalangi jalanku agar tak menjadi seseorang yang berdiri di atas mimbar kemenangan dalam cara yang licik. Nero yang juga bermain Rambo bersamaku tertawa-tawa sambil memintaku untuk fokus menyerang musuh. Namun pada akhirnya aku mati dan diejek oleh pacarku karena cepat sekali mati. 

Kami lantas berganti permainan: Dark Escape 4D, Dance-dance Revolution, Basketball Arcade, lalu kami bermain bumper car. Di sana kami bermain bersama dengan pengunjung-pengunjung lain. Kami sama-sama menabrak, tapi aku paling sering menabrak Nero karena wajahnya lucu sekali ketika terkena benturan. Gelak tawa di arena bumper car membuat suasana di sekitar kami terasa hangat. Suara mesin arcade yang bising itu seketika menghilang, hanya suara kami lah yang terdengar di rungu kami. 

"Ekspresimu sangat lucu. Seperti ini." Aku memperagakan wajahnya yang kaget dengan alisnya yang terangkat dan mulut terbuka. Aku tertawa mengingat kejadian tadi.

Nero menggelengkan ketawanya sembari tersenyum pasrah. Ia lantas membawaku ke resto makanan Jepang untuk mengisi perut yang sudah meronta meminta untuk diisi makanan. Setelah dipersilahkan untuk mengisi meja nomor lima oleh pelayan. Aku lantas mengeluarkan botol minumku yang kubawa dari rumah untuk menghemat pengeluaran kami, atau lebih tepatnya pengeluaran Nero karena ia yang membayarkan semuanya hari ini. Aku meneguknya hingga tersisa setengahnya. 

"Kamu mau makan apa? Ramen atau nasi?" tanyanya. 

Lihat selengkapnya