Ekuilibrium

BOne
Chapter #28

Tarian Sang Bahasa Jiwa 9

Masih dalam usaha menyelamatkan perairan tempat tinggal siren yang semakin terancam, Aluna, Iris, Elias, beserta banyak siren dan seniman mengadakan pertunjukan dadakan yang akan kami tampilkan di jalanan utama kota yang itu bisa dijangkau oleh semua penduduk yang ada di sana, setelah terakhir kali mereka beraksi di pusat penelitian. Dengan semua keterbatasan yang mereka miliki, mereka harus bisa memanfaatkannya sebaik mungkin. Mereka tidak bisa menyewa gedung karena situasi darurat yang membuat mereka harus segera menyelamatkan perairan para siren. Dengan alat yang mereka punya seadanya, mereka bergegas menuju kawasan padat penduduk untuk memengaruhi lebih banyak orang.

Di sana semua orang sangat sibuk dengan pekerjaannya masing-masing. Ada yang berlari-lari, ada yang sedang menikmati makan siangnya, dan ada juga orang yang membaca buku di pinggir jalan. Semua mempunyai kegiatannya masing-masing. Namun, setelah Aluna, Iris, dan Elias datang, tampaknya keadaan mulai berubah. Sedikit demi sedikit orang-orang mulai berhenti sejenak dengan kesibukannya dan menyaksikan pertunjukan yang mereka adakan secara mendadak. Suara Elias beserta penampilan Aluna dan Iris yang menari dengan eloknya mampu menarik atensi masyarakat. Orang-orang tersebut mengarahkan pandangannya kepada mereka dengan sangat antusias. Mereka berusaha sebaik mungkin untuk pertunjukan kali ini agar semua orang yang ada di kota datang menyaksikan mereka. Aluna seperti menari dengan sangat lihai tak terhentikan. Ia begitu menikmati pertunjukan ini.

Dengan lagu yang terus dibawakan oleh Elias, orang-orang dari penjuru kota mulai berdatangan. Mendengar alunan yang sangat indah nan merdu ini, membuat mereka penasaran siapa yang berada di balik suara itu. Mereka berjalan mendekati kumpulan orang yang sedang mengadakan pertunjukan. Orang-orang sangat memperhatikan pertunjukan mereka. Para siren ikut membantu Aluna dan Iris menari bersama di sini untuk memeriahkan pertunjukan dengan gerakan yang mengikuti irama musik. Para seniman juga membantu di balik layar supaya acara berjalan baik. Orang-orang tersebut sudah terhipnotis dengan lagu yang dibawakan oleh Elias. Dengan kekuatannya, orang-orang tersebut bisa dikendalikan dengan sangat mudah.

Pertunjukan terus berjalan. Sampai mereka tak menyadari ada bencana yang menanti mereka. Terlihat kepung asap di gedung tertinggi dekat pertunjukan mereka digelar. Api yang terlihat dari lantai tiga paling atas itu mulai menjalar dan melahap ke segala arah. Lama kelamaan, api itu semakin membesar. Benda yang membuat ledakan di salah satu lantai yang terbakar membuat bagian atas gedung itu roboh dan mengenai gedung lainnya. Gedung yang terkena percikan api itu ikut terbakar. Beberapa gedung lainnya terus ikut terbakar dengan jangkauan yang cukup besar. Bahkan api itu melahap habis rumah-rumah yang termasuk kawasan padat penduduk. Para insan yang melihat itu sangat panik, takut reruntuhan yang ada di dekat mereka menimpa mereka. Banyak keluarga yang keluar dari rumah itu dan memenuhi jalanan. Terlihat anak-anak yang keluar bersama orang tuanya dari si jago merah menangis ketakutan. Mereka dengan cepat berlari menjauh dari kejadian. Sedangkan orang yang terpengaruh nyanyian Elias, masih fokus terhadap pertunjukan.

Lihat selengkapnya