Labirin, sekumpulan jalur yang memecah, membuat pola yang rumit. Bayangan yang terbentuk di sepanjang jalan dari api, menambah lapisan misteri pada labirin ini. Menavigasi labirin adalah sebuah seni, memadukan kepekaan terhadap alam dan intuisi dalam menghadapi misteri yang tak terpecahkan, tapi kasus ini berbeda pada kami. Keadaan yang begitu kacau dengan beban tanggung jawab menjaga dan membawa keluar anak yang kugendong dan juga kucing ini membuatku terdesak untuk mencari jalan keluar secepat mungkin.
Aku yang memiliki daya ingat yang rendah—menurut hasil tes psikotes saat SMA—terpaksa harus menghafal jalan supaya kami bisa keluar dari labirin tersebut. Aku harus melewati rintangan ini secepat mungkin. Jika terlambat, kami akan kehilangan nyawa. Aku beberapa kali memilih jalan yang salah ketika berusaha untuk keluar dari labirin tersebut. Tetapi aku tidak ingin menyerah. Aku harus mencari jalan lain supaya bisa keluar dari sini. Namun, lagi-lagi aku melihat cahaya yang bersinar dari balik api yang berkobar.
Dari kejauhan, aku melihat ada wujud aneh yang hanya terlihat bayangannya saja. Aku tidak bisa terus berdiam diri menatapnya. Aku penasaran siapa yang berada di balik bayangan yang mengerikan itu. Tungkaiku bergerak dan menuntunku untuk mendekatinya. Tetapi sebelum aku menyentuhnya, wujud itu menghilang seketika dan hanya meninggalkan abu. Aku tak mengerti mengapa wujud itu menjadi abu. Aku melihat ke sekitar, berjaga-jaga jika ada sesuatu yang mungkin saja terjadi. Tiba-tiba wujud aneh itu muncul kembali di belakangku. Aku sangat terkejut, dengan sangat cepat aku menjauh darinya. Wujud tersebut bergerak menuju suatu tempat yang tidak aku kenal. Ia seperti mengajakku untuk memasuki tempat itu.
Dengan rasa penasaranku, aku memutuskan untuk mengikutinya, karena aku berpikir wujud ini akan membantuku keluar dari tempat ini. Aku harus berhati-hati dengan apa yang ada di depanku. Aku masih saja dikelilingi dengan api yang terus menggangguku. Ia seperti penyelamat yang membawaku jauh dari area kebakaran. Aku lantas menurunkan anak yang keluar dari sini bersamaku. Aku memintanya untuk bergabung bersama para korban yang kehilangan rumah mereka. Setelah memastikan dirinya selamat, aku mencari keberadaan makhluk itu.
Ia memunculkan dirinya, yang lantas saja kuikuti ke mana arahnya pergi. Di sekitarku hanya ada lampu jalan yang menyoroti. Tak ada kehidupan sama sekali. Rasanya daerah ini sudah tidak ditempati lagi karena rumah-rumah yang sudah diselimuti dedaunan yang hijau, terbengakalai.