Di suatu tempat yang begitu jauh dari Kerajaan Night Azure, Elias tampak berlatih seorang diri di sebuah pulau tak berpenghuni. Mengandalkan dari sebuah kitab kuno, ia mempelajari semua kekuatan dari sana.
Sudah berhari-hari dirinya berada di pulau ini. Ia bahkan tak menggubris panggilan dari Aluna. Bukannya egois, ia tengah berupaya untuk meningkatkan kekuatannya agar bisa memaksimalkan usahanya dalam mengembalikan keseimbangan ini dan menghadapi tantangan yang akan menghujaninya.
Di lain sisi, Lyrion melangkah ke tanah basah Hutan Amazon, matanya bersinar dengan semangat yang berkobar. Dengan gerakan tangan yang lembut namun kuat, api mulai menyebar dari ujung jarinya, menjalar ke daun kering dan ranting yang tersebar. Apa yang dimulai sebagai percikan kecil dengan cepat berubah menjadi api besar yang menyebar dengan cepat di bawah naungan pepohonan tinggi. Lyrion berdiri di tengah api, diam dan tidak bergerak, seolah api adalah temannya yang menemani malam gelap. Pohon-pohon yang sudah berusia ratusan tahun mulai roboh karena panas yang sangat terik.
Suara gemuruh terdengar saat pohon-pohon itu tumbang satu per satu. Di kejauhan, suara binatang liar semakin redup, menandakan bahwa mereka sedang berlari menjauh dari bencana yang tiba-tiba itu. Burung-burung yang biasanya berada di kanopi hutan sekarang terbang menjauh, mencari tempat yang aman dari kebakaran yang semakin meluas. Ular dan hewan mamalia kecil berlomba-lomba untuk menyelamatkan diri dengan meninggalkan sarang dan lubang yang biasa mereka sebut sebagai rumah.
Setelah melihat banyak kehancuran, Lyrion melanjutkan perjalanan ke Hutan Taiga di Siberia. Di tempat itu, dia melakukan kembali tindakan sebelumnya dengan kemampuan yang sama baiknya. Angin dingin Siberia tidak bisa memadamkan api yang dia ciptakan; sebaliknya, api itu tampak semakin mengerikan di antara pepohonan cemara yang tertutup salju. Pohon-pohon besar yang sebelumnya berdiri tegak, sekarang roboh dalam api yang tak terkendali, menciptakan kontras antara panasnya api dan suhu beku di sekitar.
Terkadang, Lyrion berhenti sebentar untuk menikmati pemandangan tersebut. Matanya bersinar karena api yang menyala, sementara salju di sekitarnya mulai meleleh dan membentuk genangan air yang panas. Hewan-hewan di Siberia terkejut dan takut karena tiba-tiba mengalami panas yang mematikan, mereka biasanya hidup di musim salju yang dingin. Mereka berlari, melompat, dan terbang sejauh mungkin dari Lyrion, berharap bisa lolos dari kehancuran yang dia bawa.
Tak puas sampai di situ, Lyrion menuju ke Hutan Congo Basin. Kawasan ini memiliki beragam kehidupan yang luar biasa yang menyaksikan kehancuran yang terjadi di sana. Api membuat dedaunan hijau terbakar dan membuat semua makhluk di sekitarnya lari untuk menyelamatkan diri. Hutan yang dahulu ramai kini terkena asap hitam dan bau hangus. Suara gemericik air terjun yang biasanya menenangkan sekarang tergantikan oleh suara gemuruh api yang membakar segala sesuatu di jalannya.