Di dalam hutan yang terbakar, api memusnahkan dedaunan dan ranting tanpa belas kasihan. Cahaya merah keemasan memantul di wajah Elias yang pucat. Dengan cepat Elias menghilang, ia menghampiri Aluna dan Nero yang tengah bersama di rumah Nero.
Elias mengambil napas dalam-dalam. "Aluna," katanya, menatap matanya, "kita harus mencari Nerya." Tanpa beliau, kita tidak bisa mengendalikan api yang semakin menjalar itu.
Mereka bertiga lantas pergi ke sebuah gua yang sangat besar yang berada di dalam lautan dalam. Seperti keajaiban, Aluna dan Nero bisa bernapas walaupun berada di dalam air. Ini sungguh mengejutkan mereka.
Di sebuah koloni tersembunyi di dasar lautan yang dalam, Aluna, Nero, dan Elias dihadapkan pada salah satu pemimpin siren yang paling tua dan dihormati, Nerya. Nerya, dengan tubuhnya yang memancarkan aura kegelapan lautan dalam, menyambut mereka dengan pandangan tajam, suaranya menggema seiring dengan gelombang laut. Aluna berdiri diam di belakang Nero, sementara Nerya muncul dari dalam gua, wajahnya menunjukkan kebijaksanaan dan ketenangan. "Kenapa kalian datang kemari?" tanyanya dengan suara lembut namun tegas.
"Kami membutuhkan bantuan Anda," kata Aluna dengan suara gemetar. "Api ini telah membakar banyak hutan. Tanpa bantuan Anda, kami tidak bisa memadamkan api. Lalu, kehancuran dunia menanti kita. Kami sangat mengharapkan adanya keajaiban dari bantuan yang Anda berikan pada kami. Bukan hanya kami saja yang membutuhkan pertolongan, tetapi seisi dunia menantikan hal itu."
Nerya memandang mereka lama, seolah mempertimbangkan setiap kata yang diucapkan. “Kalian berbicara tentang keajaiban, tapi keajaiban itu rapuh. Alam sedang sekarat, dan kalian datang meminta kami memberikan seluruh kekuatan kami untuk menyelamatkan apa yang tersisa. Bagaimana jika kita gagal? Bagaimana jika, meskipun seluruh siren bersatu, manusia tetap merusaknya lagi?”
Bagaimana kekuatan yang mereka miliki bisa memulihkan kerusakan yang ada. Di tengah perdebatan yang memanas, salah satu siren muda, Aelion, akhirnya memberanikan diri berbicara. "Ibu Nerya," suaranya lembut namun jelas, "kami tidak bisa terus hidup dalam kebencian dan ketakutan. Lihat apa yang terjadi pada koloni lain. Mereka telah membuka diri, dan alam di sekitar mereka mulai pulih. Bukankah ini kesempatan terakhir kita? Jika kita menunggu lebih lama, mungkin tidak akan ada lagi yang tersisa untuk diselamatkan."
Dengan dukungan Nerya dan koloninya, Aluna, Nero, dan Elias kini memiliki kekuatan lebih besar. Para siren mulai menyatukan kekuatan mereka dalam persiapan untuk ritual terbesar yang pernah ada, sebuah ritual purba yang dirancang untuk memulihkan alam dan menstabilkan keseimbangan antara manusia dan bumi.
Nerya menatap mereka dengan tajam. Kalian paham akibatnya, kan? Jika aku membagi kekuatanku kepada kalian bertiga, itu berarti aku akan mati.
Dalam keheningan penuh harapan, Nerya memanggil koloninya yang terdiri dari para siren yang kuat. Mereka semua berkumpul di sekitar pemimpin mereka, membentuk lingkaran yang sempurna. Dengan kekuatan bersatu, mereka mulai menyiapkan ritual untuk membawa gelombang air besar. Mereka bertiga berdiri di samping, melihat proses ini dengan khawatir. Ritual dimulai, dan Nerya memimpin dengan tangan terbuka lebar, memanggil kekuatan air yang sangat besar.