Ekuilibrium

BOne
Chapter #37

Sebuah Jantung Emas 4 (END)

Api yang membakar hutan di Amazon, Taiga Siberia, dan Congo Basin telah berhasil dipadamkan oleh gelombang air yang kuat. Langit yang sebelumnya merah dan asap, sekarang sudah bersih dan terlihat bintang-bintang yang bercahaya. Setelah kebakaran berhenti, Aluna, Nero, dan Elias berdiri di pinggiran hutan, merasa lega. Elias, dengan matanya yang misterius, melihat hasil kerja keras mereka. "Kita berhasil," ucapnya dengan intonasi yang ambigu, seperti kombinasi antara kepuasan dan sesuatu yang hanya dia sendiri yang tahu.

Aluna, yang sudah menahan emosi sejak tadi, akhirnya menangis dengan air mata yang sudah lama ditahannya. Dengan mata berkaca-kaca, dia menatap Nero yang ada di sampingnya. "Kita sungguh berhasil," bisiknya, suaranya gemetar.

Nero, dengan rasa bangga yang memuncak di dadanya, memeluk Aluna dengan erat. "Aku yakin kita mampu. "Kamu menakjubkan, Aluna," kata Nero sambil tersenyum tulus.

Aluna menutup matanya, merasakan dukungan dan cinta dari Nero. Baginya, tidak hanya berkaitan dengan memadamkan api, tetapi juga membuktikan bahwa ia mampu melakukan sesuatu yang penting dan berdampak besar. 

"Terima kasih, Nero. Tanpa bantuanmu, aku tidak yakin bisa melakukannya.

Nero mencium kening Aluna dengan lembut. "Aku selalu di sini untukmu, Aluna. Aku akan selalu mendukungmu, tidak peduli apa yang kamu butuhkan."

Elias berdiri di belakang mereka beberapa langkah, dengan matanya yang masih penuh misteri. "Aluna, Nero, dunia sudah berubah. Kita harus memulai sesuatu yang baru, sekarang kita harus pastikan bahwa perubahan ini berhasil."

Aluna menghapus air matanya dan mengangguk. "Kami tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan Nerya. Kita perlu merawat bumi ini."


***


Di bawah langit yang tenang, mereka melakukan upacara penghormatan untuk Nerya, siren tua yang telah menyelamatkan dunia dengan mengorbankan dirinya. Para siren dari berbagai koloni berkumpul, menyanyikan lagu-lagu penghormatan yang indah, mengiringi perjalanan Nerya ke alam lain.

Elias, yang berdiri di depan altar, mengangkat tangannya dan berkata, "Nerya telah memberikan segalanya untuk kita. Kita harus merawat warisan ini dengan baik."

Aluna dan Nero berdiri di samping Elias, menonton upacara dengan penuh penghormatan. Aluna merasa sedih, tapi ia tahu harus terus berjuang. "Kami tak akan mengecewakanmu, Nerya," bisiknya pelan.

Nero menggenggam tangannya erat, bertekad untuk menjaga dunia yang telah diselamatkan oleh Nerya.


***


Sudah lama sejak kejadian tersebut terjadi. Saat ini, dunia sedang menghadapi perubahan besar. Manusia belajar dari kesalahan mereka dan mulai merawat alam dengan lebih baik. Hutan-hutan yang terbakar sedang pulih berkat kerja sama manusia dan siren. Polusi udara dan air juga sedang berkurang. 

Pemerintah di berbagai negara mulai menerapkan aturan yang ketat untuk menjaga lingkungan. Teknologi bersih dan energi terbarukan menjadi fokus utama, menggantikan bahan bakar fosil yang merusak lingkungan. Kehidupan yang sehat dan sejahtera menanti di masa depan.

Anak-anak bermain di taman-taman yang luas, burung-burung berkicau di pohon, dan air sungai mengalir dengan tenang. Aluna dan Nero terus berusaha menjaga bumi tetap aman dan sehat dengan kekuatan baru mereka. Elias merasa bangga dengan pencapaian koloni siren yang dipimpinnya. "Kita sudah melakukan hal yang luar biasa," ucapnya kepada Aluna dan Nero. Kita telah menyelamatkan dunia dan memberikan harapan baru bagi generasi mendatang.

Aluna tersenyum bahagia, matanya bersinar. "Semua ini hasil dari kerja keras kita. Dan Nerya...akan selalu kita kenang di hati kami."

Nero mengangguk, melihat ke arah hutan yang hijau dan subur. Dunia telah berubah, tetapi semangat untuk menjaga dan melindungi bumi tetap sama. Bumi merupakan warisan berharga yang harus kita lindungi dengan sepenuh hati.


***

Lihat selengkapnya