Elang dan Keris Emas

Didik Tri Hartadi
Chapter #3

Kerja, Belajar, Silat

Pagi ini cerah sekali, kini memulai hariku dengan berangkat ke minimarket tempat kerjaku pertama kali, seolah ini memberi kesan yang sangat berarti buatku walaupun terkadang hal-hal yang buruk seperti yang di katakan si babe terlintas, tapi sudahlah aku harus bisa hadapi. Waktu menunjukan jam 6.00 pagi tetapi minimarket masih belum buka sama sekali, aku di beri kabar dari kantor untuk standby di minimarket jam 6.45 pagi. Mungkin aku yang salah jadwal atau memang aku yang kepagian, aku ingin memberi kesan ke perusahaan aku orang yang tepat waktu. Jegrek.. Ceklek bunyi kunci dan pintu tirai besi yang terbuka. ‘maaf mas tokonya belum buka nanti jam 8.30 ya’ ujar seorang pegawai. ‘bukan mas saya bukannya mau beli tapi saya pegawai baru disini’ kataku. ‘ooo ini mas Elang ya, maaf mas saya kira mas pelanggan, kenalkan saya Rudi saya juga baru disini’. ‘oia mas Rudi, kenalkan juga saya Elang’.

Aku pun masuk ke dalam minimarket, kulihat belum banyak lampu-lampu yang menyala. ‘mas Rudi nginep di toko setiap hari?’ tanyaku. ‘iya mas Elang tiap hari tapi nanti tiap minggu ada yang bergilir nginep disini, maklum mas saya bagian stok barang harus standby di toko’. ‘oo gitu ya mas Rudi, maaf mas saya orang baru jadi ya nanti kalau saya banyak tanya ngga apa-apa kan?’. ‘oohh santai aja mas Elang tenang’. ‘jadi apa yang bisa di bantu nih mas sebelum toko di buka?’ tanyaku. ‘yaudah mas Elang bantu ngepel-ngepel dulu aja ya, saya mau nyiapin barang yang kosong di display’ kata mas Rudi. ‘ok mas Rudi kebetulan saya ahlinya dalam hal ngepel mengepel hehehe’ candaku.

‘selamat pagi, wah ada orang baru nih’ perempuan menyapaku. ‘iya, maaf mba pegawai sini juga?’ tanyaku. ‘iya aku kerja di sini namaku Tami, pasti ini yang namanya mas Elang ya?’. ‘iya, nama saya Elang pegawai baru disini’ jawabku. ‘yaudah mas Elang, selamat datang ya mudah-mudahan betah ya kerja disini hehehe’. ‘iya Tam mudah-mudahan namanya juga baru pertama kerja jadi agak grogi gitu’. Tami sepertinya usianya lebih muda dariku, dilihat sosoknya dia agak periang dan manja. ‘wah, mas Elang rajin ya pagi-pagi udah ngepel aja?’ tanya Tami. ‘iya nih soalnya mas Rudi lagi siapin stok barang-barang’. ‘oo yaudah kalau gitu Tami mau bantu mas Rudi dulu ya, oia mas Elang nanti di bagian kasir kan ya?’ tanya Tami kepadaku. ‘iya Tam nanti saya di kasir’ jawabku. Waktu sudah menunjukan 8.30 sudah saatnya toko pun di buka, aku mempelajari mesin kasir di toko ini dan di situ sudah disiapkan manualbooknya, sesekali Tami membantuku dia pernah sebagai kasir juga jadi dia ada pengalaman.

Tidak sulit dan aku mudah untuk paham. Satu persatu pelanggan datang, pelanggan datang kepadaku memberi barang yang akan dibeli dan aku pun dengan cepat bertransaksi, awalnya sempat grogi tetapi pada akhirnya aku akan terbiasa. Ada yang menegur aku, sepertinya mereka tahu aku pegawai baru di sini, maklum pelanggan disini sebagian ada yang tinggal dekat sini. Di pelantaran toko ada sebagian di sewakan untuk jajanan, ada gorengan dan jus. Aku bekerja di sini hanya libur 1 hari dan toko tutup pada jam 20.30 malam. Untuk makan siang aku dan Rudi bisa bergantian, makan siang pun ada di belakang minimarket ini, jadi kami tidak jauh menjangkaunya. Tami biasanya selalu dibekali makan siang oleh orangtuanya. Waktu cepat berlalu sudah menunjukan pukul 20.00 malam, aku menyiapkan penutupan account kasir dan juga menghitung uang jualan hari ini, aku bekerja dengan sangat teliti karna ini menyangkut diriku agar dapat nilai positif dari perusahaan dan juga ini masalah uang perusahaan jangan ada yang kurang. Mas Rudi sudah menutup sebahagian tirai pintu besi toko menandakan toko sudah mau tutup dan pelanggan pun sudah agak sepi.

Tami sudah di jemput ayahnya di pelantaran toko dan dia pun pamit. Tinggal aku berdua dengan mas Rudi. ‘Mas Rudi sudah bekeluarga?’ tanyaku. ‘iya sudah mas Elang, saya sudah punya anak dua mereka tinggal di Surabaya. ‘terus mas Rudi pulang ke Surabaya setiap berapa kali, kan jauh mas?’. ‘iya paling saya tunggu momen hari lebaran mas Elang’. ‘wah sedih ya mas Rudi jadi kangen keluarga’. ‘biasa aja mas Elang, sudah biasa kok. ‘sudah jam 9 malam, lebih baik mas Elang pulang saja dan isitirahat sana, uang kasir sudah di simpan di barankas kan?’ tanya mas Rudi. ‘iya mas Rudi saya sudah taruh di brangkas deserta print hasil jualan dan keuangan’. Jawabku. Aku pun pulang ke kosan, ini hari pertamaku dan tidak ada masalah, semua berjalan dengan normal.

Lihat selengkapnya