Elatha

MAW
Chapter #6

Manusia Berdarah Perak

Archie masih terlelap di kasurnya. Rupanya dia tidur sambil tersenyum dengan wajah babak belur. 

Belum selesai dia menikmati mimpi indah yang tentu saja ada Jema di dalamnya, tiba-tiba Kamari masuk ke dalam kamar dan membangunkan Archie. 

“Archie ... Archie ... bangun! Hal buruk terjadi pada Jema. Archie!” Kamari menepuk-nepuk bahu Archie. 

“Demi Dewa Eos. Archie!!” 

Mata Archie tiba-tiba membelalak. Sial sekali mimpi indahnya harus berakhir. Kepalanya masih berdenyut. Sekujur badannya masih sakit semua. Archie melirik ibunya dengan kesal. 

“Mom… kenapa kau bangunkan aku,” keluh Archie sambil mengerang. Nyawanya belum terkumpul semua.

“Jema kesakitan. Semua orang panik saat ini. Apa yang kau lakukan tadi malam bersamanya. Apa dia terluka? Kemana kalian pergi? Oh Dewa ampuni kami!” 

Archie tidak menjawab. Dia segera lompat dari tempat tidurnya dan berlari ke rumah Jema tanpa berpikir memakai alas kaki.

Benar saja. Ogima sudah di sana bersama Tuari dan para tetua. Tuari yang melihat Archie akan masuk ke dalam rumah Jema langsung menghadangnya. 

“Archie. Jelaskan apa yang kalian lakukan semalam. Apakah Jema terluka?” Tanya Tuari khawatir. 

“Tidak. Tentu tidak. Dad, apa yang terjadi?” Archie mulai cemas. 

“Aaaaagghhhh…………….!!”

Tiba-tiba terdengar suara Jema teriak kesakitan. Mata Archie melotot. Nafasnya beradu cepat. Archie segera masuk ke kamar Jema. 

Archie melihat Jema memegangi tubuhnya. Jema menangis histeris karena kesakitan. Wajahnya berantakan. Kamar Jema pun seperti medan perang. 

Jema tidak memiliki sikap temperamen. Dia jarang menunjukkan emosinya bahkan saat dia sedang sendiri. Ini sesuatu yang menyeramkan. 

Hamish berdiri di samping kasur Jema. Laki-laki paruh baya itu tampak kebingungan tidak tahu harus berbuat apa. 

“Jema ... Jema .... Apa yang terjadi?!” Archie berusaha menenangkan Jema. 

“Entahlah. Arrgghhhh……!” Jema kembali teriak kesakitan. 

“Astaga Jem! Apa kau kesurupan??” tanya Archie tiba-tiba. 

“Apa aku seperti orang gila yang kesurupan?!! Pergi kau dari sini Archie!” Hardik Jema

“Bukan, maksudku. Bisa saja kau .…” 

“Pergilah Archie. Pergi sekarang!!” Jema melempar bantalnya ke arah Archie. 

Archie yang panik menangkis bantal itu. Jema semakin kesal dan bersiap melempar Archie dengan bantal lain. 

“Oke oke, aku akan pergi. Jangan lempar lagi. Astaga! Jem ....” Archie melirik Hamish dan segera meninggalkan kamar Jema sebelum Jema melemparnya lagi. 

“Jema sayang, coba tenanglah sebentar. Dad ada disini bersamamu, oke? Katakan apa yang kau mau.” Hamish mencoba untuk meredam amarah Jema. 

“Oh Dad, perutku sakit sekali. Rasanya aku tidak bisa bernafas.”

“Anakku yang malang. Oh Dewa Eos, kasihanilah Jema.” 

Archie berada di ruang tengah saat Ogami dan Tuari datang menghampirinya. 

“Archie, ingatlah betul-betul apa yang kalian lakukan semalam. Apa terjadi sesuatu?” Ogima bertanya sambil melempar pandang ke arah Tuari. 

Lihat selengkapnya