Elatha

MAW
Chapter #7

Dewi Selena

Jema menyipitkan matanya. Wajahnya terkena cahaya terang yang menyilaukan sampai-sampai dia menggunakan tangannya untuk menghalau sinar itu. 

Jema berada di sebuah taman indah bernuansa hijau dan perak. Seorang wanita yang sangat cantik terlihat berjalan dari jauh datang menghampirinya. 

Wanita itu berjalan hampir seperti melayang diatas tanah. Jema bertanya-tanya siapakah wanita itu.

“Jema Khan, anak perempuan Iara dan Hamish Khan.”

“Siapakah kau?” tanya Jema dengan pelan. 

Wanita itu tersenyum kemudian menjawab, “Aku yang memberimu rasa sakit.” 

Jawaban wanita itu membuat Jema berpikir. Setelah bisa menebak dengan siapa dia berbicara, Jema segera menunjukkan sikap hikmatnya. 

“Dewi Selena .…” 

Wanita itu adalah Dewi Bulan Selena. Rambut panjang peraknya terjuntai dengan indah berhiaskan manik-matik mutiara hijau. Gaun sutranya menutupi tubuh yang bersinar bagai berlian saat terkena cahaya. 

Jema melihat ke sekeliling dan baru menyadari bulan yang begitu besar berada di belakang taman. Dia berada di istana bulan. 

“Dewi Selena, aku mengucapkan syukur kepadamu karena kau telah mengangkat penyakitku," kata Jema. 

“Elatha. Kau menerima takdir mu dengan baik. Ketahuilah separuh dirimu lahir dari rahim manusia. Setiap manusia memiliki kelebihan dan menjadikannya kekuatan. Jangan lupakan itu. Temukan sisi manusiawimu untuk menyempurnakan keistimewaan dalam dirimu.” 

Suara Dewi Selena terdengar seperti senandung yang indah. 

“Apakah mungkin aku ditakdirkan untuk hal lain?” tanya Jema.

“Dewa Dewi memberimu kelebihan bukan untuk menjadikanmu seorang yang rentan. Hanya kau yang tau kekuatan sejati dalam dirimu,” jawab Dewi Selena dengan bijaksana.

“Aku hidup di dunia yang sangat kecil. Aku tidak tahu banyak hal,” keluh Jema sedih.

“Kau memiliki kekuatan tiga dewi bulan dan restu dari dewa matahari. Apa yang membuatmu membatasi dirimu sendiri?” 

Pertanyaan Selena membuat Jema berpikir. Selama ini hidupnya terbelenggu karena ditakdirkan menjadi manusia Elatha. 

“Manusia takut aku mendatangkan kutukan Dewa Eos.” 

Lihat selengkapnya