Sebulan kemudian, di sebuah sore yang ramai, aroma sup jamur dan daging panggang memenuhi udara di restoran milik Gardon Truffe—restoran kecil tapi terkenal di pusat zona ritel Svara Arx. Kaito, Aria, dan Thane baru saja menyelesaikan pemasangan sistem kabel penerangan baru di seluruh kota yang telah di izin kan uji coba oleh Raja Osven dan memutuskan untuk makan malam di sana.
“Hei, duduk di sini ya!” seru Gardon, pria koki paruh baya dengan senyum lebar dan lengan kekar berbalut celemek penuh noda saus. “Spesial hari ini, sup tulang rusa dengan jamur langka dari utara!”
Kaito mengangguk. Ia duduk bersama Aria dan Thane. Namun pandangannya terhenti pada sosok wanita elf berambut keperakan yang duduk sendiri di pojok ruangan sambil membaca buku tebal bertuliskan huruf kuno.
Wanita elf itu menatap balik. Tatapannya tajam, namun lembut.
“Apakah kamu... manusia dari dunia lain?” tanyanya langsung ketika Kaito menghampirinya tanpa basa-basi.
Kaito membelalak. “Bagaimana kau tahu?”
“Insting,” jawabnya. “Aku Kelinthra. Pengurus Perpustakaan Agung Svara Arx.”
Kelinthra mengajak Kaito untuk mengunjunginya ke perpustakaan setelah makan malam. Aria dan Thane menolak ikut, karena harus kembali ke bengkel kecil mereka.
Perpustakaan itu sangat luas dan menjulang tinggi, terdiri dari lima lantai dengan tangga melingkar di tengah. Ornamen ukiran pohon tua menghiasi setiap sisi pilar.
Di meja resepsionis berdiri seorang pria elf muda berkacamata bulat.
“Ini adikku, Elgareth,” kata Kelinthra. “Dia bisa menunjukkanmu ke bagian sejarah.”
“Silakan ikuti saya,” kata Elgareth datar.
Mereka melewati rak demi rak sampai tiba di sebuah lorong yang sunyi. Rak kayu tua berdebu menyimpan naskah-naskah kulit dan kertas usang.