Di ruang kerja Irawan, dia baru saja selesai memeriksa semua laporan keuangan perusahaan. Semuanya beres dan dia puas. Bersama Bram, ayahnya Rio dia mulai membahas tentang Yori.
“Dua hari yang lalu Yori memasang foto bersama perempuan. Dan dia adalah model baru di perusahaan anakmu.”
“Ya Pak.”
“Itu adalah pertama kalinya Yori memasang foto perempuan di semua sosial medianya.”
Bram mengangguk. “Dia cantik dan baru jadi model.”
“Apa kita punya data tentang perempuan ini?”
“Orang kita sudah selidiki perempuan ini. Orang tuanya bercerai saat dia masih kecil, dan hidup bersama ibunya yang sakit-sakitan. Sekarang dia tinggal di apartemen kecil dua kamar. Satu lokasi dengan rumah mode Rio. Apartemennya disetujui dengan cepat karena bantuan jaminan dari Rio.”
“Bagaimana menurut kamu?”
“Ada satu lagi yang sangat penting tentang keluarga gadis ini.”
“Apa itu?”
“Ibunya adalah seorang pelacur.”
Irawan begitu terkejut. Berapa umur ibunya?”
“Sudah lima puluhan, dan sekarang sedang di rumah sakit.”
“Menyedihkan sekali.”
“Ya Pak.”
“Terakhir Yori main perempuan itu ya sudah beberapa bulan yang lalu. Yang dia keluar uang sampai seratus juta.”
Irawan tersenyum. “Jadi sebenarnya kalau dihitung-hitung dia sudah tidak keluar uang lagi untuk main perempuan sejak saat itu ya?”
“Seperti itulah kira-kira Pak.”
Irawan mengerutkan dahinya. Dia berpikir. Kenapa dia berhenti?
“Pak, sepertinya kali ini Yori serius. Dia sudah beberapa kali main perempuan, tak ada satupun yang serius, makanya dia tak pernah posting di semua sosial medianya.”
“Di jaman sosial media seperti sekarang ini, semua jadi mudah sekali terlihat, tapi kadang tak seperti yang kita lihat juga. Selalu ada kejutan… dan bukannya selama ini Yori tak pernah mau serius? Dia cuma mau kencani perempuan, bayar, lalu dia kencan lagi dengan yang lain. Dia itu seperti aku, tak suka ambil resiko, kecuali benar-benar yang aku inginkan.” Irawan menarik nafas panjang. “Di jamanku dulu mana bisa seperti itu, dan perempuan ini bisa membuat Yori berani menunjukkan bahwa dia berfoto bersama dia.”
“Anehnya, perempuan itu tak memposting foto mereka di sosial medianya.”
“Apa anak itu tidak tahu siapa Yori sebenarnya?”