Elegi Gutenberg

Mizan Publika
Chapter #4

BUKU: PESONA SEJARAH, PECANDU DAN PERILAKU ANEHNYA

187Kumisnya yang tebal tidak membuat wajahnya menjadisangar. Bahkan karena kumis yang acak-acakan itu, jugarambutnya, pakaian yang terkesan gombrang asal-asalanserta tubuh yang agak kecil malah membuatnya tampakmemelas. Akan tetapi, dia adalah Stephen Carrie Blumberg,si pencuri buku yang ulung dan terhebat abad ke-20. Taktanggung-tanggung, dia telah mencuri tak kurang 23.600 bukudari 268 perpustakaan di 45 negara bagian di Amerika dan duaprovinsi di Kanada selama hampir dua dekade. “Dibutuhkan879 kardus dan 17 orang untuk mengangkut keluar buku-bukuitu selama dua hari,” kata Jerry Tucker, agen khusus FBI yangmenangani kasus pencurian itu.

Blumberg melakukan apa pun jika sudah berniat mencuribuku. Dia bahkan mampu memperdayai sistem alarm yangcanggih sekalipun. “Dia amat cerdik. Mencuri buku adalah jalanhidupnya,” kata Dennis Aiken, agen khusus FBI yang lain.

Blumberg bukanlah pencuri picisan yang tak berselera tinggi.

Bukan buku sembarang buku yang dia curi, melainkan buku-buku langka dan kuno. Bayangkan saja, nilai curiannya ditaksirberharga total sekitar 20 juta dolar. Dan uniknya lagi, tak sedikitpun ada niat Blumberg menjual kembali buku-buku yangdicurinya, melainkan disimpannya di rumahnya sendiri.Bibliokleptomania BibliokleptomaniaBibliokleptomania BibliokleptomaniaBibliokleptomania

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg188Seperti yang diceritakan Nicholas Basbanes dalam A GentleMadness: Bibliophiles, Bibliomanes and the Eternal Passion for Books,sebuah buku yang amat menarik tentang “kegilaan yanglembut” terhadap buku, terjeratnya Blumberg bukanlah karenatertangkap basah sedang menjahili perpustakaan. KennethRhodes, sahabat Blumberg selama lima belas tahun, dan jugaterkadang membantu operasi pencurian, mengkhianatinya danmelapor pada FBI. Blumberg disergap polisi di rumahnya diOttumwa, sebuah kota kecil AS, pukul 2 siang, 20 Maret 1990.

Imbalan bagi Rhodes, setelah tawar-menawar dengan Depar-temen Kehakiman, adalah duit sebesar 56 ribu dolar.

Tanpa pengkhianatan ini, bukan tak mungkin Blumbergakan aman. Sebab, tidak semua perpustakaan bisa mendeteksiapakah buku koleksinya telah raib. “Kami punya 12,5 juta bukudi Harvard. Kami baru tahu sebuah buku lenyap, jika seseorangmenanyakannya dan kemudian kami mengeceknya. Harvardsendiri punya seratus perpustakaan. Tidak ada suatu cara untukmemonitor semua buku,” kata Roger Stoddard, pustakawanHarvard University.

Stephen Carrie Blumberg di rumahnya di Ottumwa.

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Bagian Keempat189Kenapa Blumberg getol dengan buku-buku antik? Sejakkanak-kanak Blumberg menyukai barang antik, dan seringpergi ke rumah-rumah tua yang tak terawat untuk mengambilgagang pintu dan aksesori lainnya. Malangnya, sang ayahmembenci kebiasaan ini dan selalu mencampakkan temuan-temuan anaknya. Beberapa kali Blumberg dikirim ke psikiateruntuk pemeriksaan. Hasilnya, Blumberg adalah anak yangterlalu memperhatikan masa lalu dan sesuatu yang kuno, dantak mampu menangani masa kininya. “Dia ahli masa lalu, yangbisa berbicara tentang gagang pintu atau buku kuno, tetapimentok jika bicara tentang dirinya sendiri,” kata Dr. Lipson,seorang psikiater sebagai saksi meringankan.

Dengan alasan itu pula, para pembela ingin membuktikanbahwa Blumberg tidak cukup waras, dan karenanya tak bisadihukum. Jaksa penuntut juga mengerahkan psikiater lain, yangtentu saja berpendapat sebaliknya. Apa kata Blumberg? “Jikakalah, saya masuk bui. Jika menang, saya masuk dalam kehina-an, dan akan terperangkap di situ selamanya, dan saya dianggapgila serta membahayakan masyarakat. Jadi, sejujurnya, sayalebih senang masuk bui, menjalani hukuman lalu bebas. Apaartinya kemenangan bagi saya? Apa pula artinya kekalahan?”kata Blumberg kepada Basbanes.

Juri memang akhirnya menganggapnya waras. Lalu curianitu dinilai ulang, dan ternyata ditaksir sekitar 5,3 juta dolar.

Hakim Harold Victor pun mengetukkan palu hukuman:penjara 5 tahun 8 bulan. Thok…thok…thhokk!![](13 April1997)

190Kata pepatah, dia adalah pagar makan tanaman. Disuruhmenjaga, malah merampok barang jagaannya. Bela-kangan malah membunuh orang pula. Don Vincente,itulah namanya, barangkali adalah orang pertama yang melaku-kan bibliokriminal—kejahatan karena buku. Ketakjuban dankegilaannya terhadap buku, begitu cerita Nicholas Basbanesdalam A Gentle Madness: Bibliophiles, Bibliomanes and the EternalPassion for Books, mendorongnya melenyapkan nyawa aliasmembunuh sekurang-kurangnya delapan orang pada 1830-andi Spanyol.

Obsesinya terhadap buku, begitu kata sang empunya cerita,tumbuh tatkala dia menjadi biarawan penjaga perpustakaansebuah biara milik ordo Cisterian di Tarragona, Spanyol timurlaut. Suatu malam, seseorang menyelinap ke perpustakaan danmenjarah sejumlah besar emas, perak, dan buku-buku langka.

Don Vincente pun tiba-tiba tak tampak batang hidungnya, dantak lama kemudian nongol lagi sebagai pemilik toko bukulangka di Barcelona, kota terbesar kedua di Spanyol yangterletak di Laut Tengah. Dia segera tenar sebagai pemilik tokoyang lebih banyak membeli ketimbang menjual buku.

Pada 1836, Don Vincente bersaing dengan AugustinoPatxot, pemilik toko buku lain, memperebutkan sebuah bukulangka berumur tiga setengah abad, Furs e Ordinations de Valencia,Don ViNcente Don ViNcenteDon ViNcente Don ViNcenteDon ViNcente

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Bagian Keempat191pada sebuah pelelangan. Konon, ini satu-satunya buku tersisayang dicetak oleh Lambert Palmart, pemilik percetakan per-tama di Spanyol, pada 1482. Patxot, yang membentuk konsor-sium dengan beberapa sejawatnya, dengan mudah meme-nangkan lelang. Tiga hari kemudian, toko buku Patxot ludesdilalap si jago merah, dan dia ditemukan telah terbakar menjadimayat pula di dalam toko. Tak lama kemudian ditemukan pulabeberapa mayat di sekeliling Barcelona. Semuanya punya hu-bungan dengan buku, di antaranya adalah seorang pendeta,penyair, hakim, dan anggota dewan kota.

Kegeraman yang bukan alang-kepalang yang ditunjukkanDon Vincente setelah kalah lelang menjadikan orang curigakepadanya. Ketika pihak berwajib menggeledah rumahnya,ditemukanlah Furs e Ordinations yang menjadi sengketa. Takhanya itu, ditemukan pula buku-buku yang ditengarai dimilikikorban-korban lain. Seperti laiknya pembunuh, tentu saja DonVincente semula menolak dakwaan itu. Hanya ketika dijaminbahwa perpustakaannya akan aman dan dilindungi tak pedulihukuman apa pun yang ditimpakan kepadanya, barulah diamengakui pembunuhan-pembunuhan itu.

Di pengadilan, ketika ditanya kenapa tak mengambilsepeser pun uang dari para korbannya, dia menjawab bangga,“Saya bukanlah pencuri murahan.” Pembelanya dengan tegasmenyatakan bahwa kliennya tidak waras, sehingga tak bisadihukum. Jaksa penuntut bilang, bukankah buku langka yanghanya satu-satunya dan amat berharga itu bisa menjadi motifpembunuhan yang dilakukan dengan sadar dan terencana.

“Tidak juga,” jawab sang pembela. Kemudian dia menunjukkanbukti yang meyakinkan bahwa ada satu eksemplar lagi bukuitu di Prancis. Mendengar itu, giliran Don Vincente berteriaktak percaya, “Punyaku bukan satu-satunya?” Rupanya dia syokberat, sehingga kalimat itulah yang digumamkannya terus-menerus sampai hari dia diputuskan bersalah.

Kisah pembunuhan berantai yang mengejutkan initersebar bahkan sampai ke Prancis, dan menarik hati seorang

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg192anak berumur lima belas tahun untuk menjadikannya sebuahcerita pendek, dengan sedikit perubahan alur ceritanya. Itulahcerita pendeknya yang pertama, dan dijuduli Bibliomania. Anakitu adalah Gustave Flaubert, yang sekarang dikenal dunia lewatadikaryanya tentang perselingkuhan seorang perempuan bang-sawan, Madame Bovary.

Akan tetapi, Don Vincente, mengapa harus membunuhbanyak orang? Ketika ditanya hal itu dalam persidangan danapakah dia menyesal, Don Vincente hanya menjawab enteng,“Manusia, cepat atau lambat, toh akan mati juga. Sedangkanbuku yang bagus mesti dirawat selamanya.”[](20 April 1997)

193Pak Slamet Iman Santoso, 89 tahun, keheran-heranan.

“Baru sekarang saya temukan orang yang saya pinjamibuku mengembalikannya dengan utuh,” katanya kepadasebuah koran Ibu Kota beberapa waktu lalu. Pendiri FakultasPsikologi UI, dan pernah menjadi Penjabat Rektor UI, lalumenyambung, “Biasanya orang lupa mengembalikan, ataudiam saja, tak bereaksi.” Profesor emeritus Fakultas PsikologiUI kelahiran Magelang itu, yang waktu kecil dijuluki “setanalas” karena nakalnya bukan main, tambah heran lagi karenaada instansi yang dia pinjami buku bukan saja tak mengembali-kan buku itu, melainkan juga bahkan tak menyentuhnya.

Jangan-jangan lelucon Gus Dur, terlalu dianggap seriusoleh orang. Ketika memberi pengantar buku Mati Ketawa CaraRusia—sebuah buku humor yang meledak pada pertengahan1980-an, dan kemudian menjadi genre sendiri dengan terbit-nya buku-buku semacam itu—Ketua PBNU itu, memangmenyinggung ihwal pinjam-meminjam buku. Lulusan Fakul-tas Sastra Universitas Bagdad, Irak, itu mengatakan, “Hanyaorang bodoh yang meminjamkan buku kepada orang lain. Akantetapi, orang yang mengembalikan buku pinjaman adalahorang gila.” Tentu saja Gus Dur bercanda, karena, selain lihaibermanuver, orang tahu bahwa Gus Dur seorang yang humo-ris.

Pinjam Buku Pinjam BukuPinjam Buku Pinjam BukuPinjam Buku

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg194Lebih unik lagi komentar Charles Lamb, seorang kritikusasal Inggris. “Spesies manusia, menurut teori terbaik yang dapatsaya bikin, sejatinya hanya terdiri atas dua ras yang berbeda:yaitu peminjam dan yang meminjamkan,” katanya. Dan tentangpeminjam buku? “Mereka adalah perusak koleksi yang sudahada, membuyarkan simetri buku-buku pada rak, dan pembuatjilid buku yang lengkap menjadi ganjil.”Yang lebih tak dinyana, perihal etika terhadap buku,termasuk pinjam-meminjam, dibahas dengan amat serius olehsarjana-sarjana Islam zaman dahulu. Di antaranya Al-Almawi(w. 1573) yang menulis buku dengan satu bab khusus tentangitu, dan penuh dengan anekdot. Salah satunya cerita tentangAbu Al-‘Athahiyah yang tidak suka meminjamkan bukunya.

Akan tetapi, si peminjam berkata, “Tidakkah engkau tahubahwa kehormatan (makârim) justru selalu timbul dari perbuat-an yang tak disukai pelakunya (makârih)?” Abu Al-‘Athahiyahkarena ingin menjaga kehormatan, tak bisa lain kecuali memin-jamkan bukunya. Resep yang mungkin bisa kita coba sekarangkalau seseorang menolak bukunya kita pinjam.

Lalu, tentu saja ada beberapa nasihat. Misalnya, janganlahAnda merasa cukup puas dengan meminjam buku, jika Andabisa membeli atau menyewanya. Malah ada juga syair:Wahai engkau yang meminjam buku dariku,Ingatlah bahwa perlakuanmu terhadap buku pinjaman akanmenyenangkan hatiku,jika perlakuanmu itu juga menyenangkan dirimu.

Selanjutnya ada pula peringatan: “Waspadalah terhadappenipuan berkenaan dengan buku, yakni tidak mengembalikanbuku pinjaman pada pemiliknya.”Memang, entah karena teledor, atau sengaja, atau khawatir“dianggap gila”, buku pinjaman sering tak kembali. Akan tetapi,tentu saja, lebih banyak lagi yang merasa wajib mengembalikanbuku pinjaman, seberapa pun terlambatnya. Contohnya adalahRichard Dodd ketika pada 7 Desember 1968 mengembalikansebuah buku tentang penyakit demam karangan Dr. Currie

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Bagian Keempat195(terbit tahun 1805). Adalah eyang-buyutnya yang meminjambuku itu dari Perpustakaan Kedokteran Universitas Cincinnatipada 1823. Jadi, entah kenapa, buku itu baru kembali setelah145 tahun. Denda yang seharusnya sebesar 2.264 dolar tak usahdibayar.

Rekor dunia malah lebih lama dari itu. Sebuah bukuberbahasa Jerman tentang Keuskupan Bremen (terbit tahun1609) dipinjam oleh Kolonel Robert Walpole pada 1668 dariSidney Sussex College, Cambridge, Inggris. Barangkali sangKolonel teledor, dan perpustakaan tidak teliti. Lama kemudianbuku itu ditemukan oleh Prof. Sir John Plumb di sebuah per-pustakaan di Houghton Hall, Norfolk, dan langsung dikem-balikan kepada pemilik semula pada 1956. Jadi sesudah 288tahun. Dendanya? Tak dihitung, dan karenanya tak usah dibayar.

Kalau benar orang yang mengembalikan buku adalah oranggila, tentu memegang rekor itu gila bin edan bin tak waras binmajnun.[](11 Mei 1997)

196Cobalah tengok lemari buku Anda. Bagaimana Andamengatur buku di lemari? Apakah Anda asal menaruhbuku-buku Anda? Atau, yang penting rapi meski tanpaaturan yang jelas? Atau, jika buku Anda sudah banyak, apakahAnda atur menurut klasifikasi tertentu? Lebih canggih lagi,apakah Anda atur sesuai dengan klasifikasi Dewey—sebuahklasifikasi standar berdasarkan subjek yang dipakai perpustaka-an di seluruh dunia? Dewey Decimal System of Classification(DDC), kita tahu, dikembangkan pada 1873 oleh MelvilleDewey (w. 1931), seorang pustakawan dari Amerika danditerapkan untuk pertama kalinya di Amherst College.

Mungkin ada baiknya mendengarkan saran Musa Al-Almawi (w. 1573), “Buku-buku harus diatur menurut subjek-nya, dan buku yang paling penting harus ditempatkan palingatas. Urutan berikut ini harus dipatuhi: pertama adalah Al-Quran; lalu kitab hadis sahih, seperti Shahîh Al-Bukhârî danShahîh Muslim; selanjutnya tafsir Al-Quran; berikutnya komen-tar terhadap kitab hadis; disambung kitab-kitab fiqih; lalu kitabushûl al-dîn dan ushûl al-fiqh; terus buku-buku tata bahasa, puisi,dan ilmu-ilmu yang lain.”Ibn Jama‘ah, pada 1273, menambahkan saran yang lebihteperinci. “Jika ada dua buku tentang subjek yang sama, makabuku yang lebih banyak mengandung kajian Al-Quran atauAdab AdabAdab AdabAdab

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Bagian Keempat197hadis hendaklah ditempatkan di atas. Jika dalam hal inikeduanya sama, maka tingkat pentingnya pengarang bukutersebut mesti dipertimbangkan. Jika dalam hal itu keduapengarang sama, maka pengarang yang lebih tua umurnya danlebih dicari para ulama ditempatkan lebih atas. Kalaupun dalamhal ini keduanya sama, maka buku yang lebih benar penulisan-nya harus ditempatkan di atas.”Begitulah, perkara tempat-menempatkan buku di dalamrak ternyata tak luput dari perhatian para sarjana Muslimzaman dahulu. Bukan hanya itu, urusan “remeh-temeh” punternyata dibahas, seperti bagaimana meraut ujung pena agartulisan lebih baik. Tak usah heran, sebab dalam tradisi Islamsejak awal, kita tahu, buku memang menjadi alat utama penye-baran pengetahuan. Lalu lintas perdagangan buku antarnegara,tulis Ziauddin Sardar, futuris asal Pakistan yang kini bermukimdi Inggris, hanya kalah dari perdagangan bahan-bahan pokokmakanan. Negara pun mendorong iklim ini dengan memper-lakukan buku seperti senjata dan kuda (karena bisa dipakaiberperang) serta perhiasan pengantin (bebas pajak).

Musa Al-Almawi, yang dikutip di atas, menulis satu babkhusus tentang adab terhadap buku dan fungsinya dalammenyebarkan pengetahuan, dalam bukunya, Mu‘îd fî Adab Al-Mufîd wa Al-Mustafîd. Sekitar 300 tahun sebelumnya Ibn Jama‘ah,juga sudah dikutip di atas, telah menulis satu bab tentang temayang sama pada bukunya, Tadzkirah Al-Sâmi‘ wa Al-Mutakallimfî Adab Al-‘Âlim wa Al-Muta‘allim. Selengkapnya tulisan Al-Amawi tersebut, ditambah catatan dari karya Ibn Jama‘ah, bisadibaca pada karya Franz Rosenthal, Etika Kesarjanaan Muslim(Mizan, 1996).

Coba dengarkan lagi beberapa nasihat Al-Almawi, “Bukutidak boleh dijadikan tempat menyimpan lembaran-lembarankeras atau benda-benda lain yang serupa. Buku tidak bolehdijadikan bantal (rupanya Al-Almawi telah mengantisipasikebiasaan buruk sebagian di antara kita), dijadikan kipas,sandaran punggung atau alas berbaring, atau dipakai untuk

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg198membunuh lalat. Untuk menandai halaman yang sedang dibaca,pinggir atau sudut halaman buku tidak boleh dilipat. Orang-orang bodoh sering melakukan hal itu.” Kata Ibn Jama‘ah,“Untuk penanda bacaan harus dipakai selembar kertas atauyang serupa itu, tetapi tidak boleh dari potongan kayu atau apapun yang terbuat dari bahan yang keras.”Rupanya memang perlu ada tata cara mengenai buku.

Jangan sampai seperti Al-Zuhri (w. 742). Saking banyak buku-nya, begitu cerita yang dikutip Ziauddin Sardar, hampir tidaktersisa ruangan di rumahnya bagi keperluan lain, ditambah lagikeasyikan mengumpulkan dan mempelajari buku merampassebagian besar waktunya. Sampai-sampai istrinya mengeluh,“Andaikan engkau beristri empat, buku-bukumu ini lebihmenjengkelkan bagiku ketimbang ketiga istrimu yang lain.”Untunglah istri Al-Zuhri cuma satu.[](18 Mei 1997)

199Plato boleh bangga pada keponakannya, Speusippus (407-339 SM), karena disebut-sebut sebagai orang pertamayang menyusun ensiklopedia pada sekitar 350 SM.

Speusippus, setelah menggantikan Plato sebagai direkturAkademi Athena, Yunani, mencoba menyusun karya, terutamahasil olah pikir Plato dan Aristoteles, yang mencakup semuapengetahuan yang ada pada saat itu. Memang, pada intinyaensiklopedia (dari akar katanya dalam bahasa Yunani, enkykliospaideia, berarti “pengajaran menyeluruh”) dimaksudkan sebagairujukan yang mencakup seluruh pengetahuan paling mutakhir,atau bisa juga sekelompok disiplin ilmu.

Dari tradisi Romawi, meski upaya penulisan sudah dimulaisejak 183 SM, sumbangan terpenting adalah karya Pliny yangTua, Natural History, yang ditulis pada 23-79 M. Ensiklopediaini mencakup 2.500 bab dalam 37 jilid dan, menurut Pliny sen-diri, mengandung 20.000 fakta yang disarikan dari 2.000 karyatak kurang dari 100 pengarang. Tak pelak lagi, ensiklopedia inimenjadi rujukan ensiklopedia lain sampai 15 abad kemudian.

Bahkan sampai saat ini pun karya Pliny itu masih menjadi rujuk-an penting tentang perincian lukisan dan seni patung Romawi.

Pliny sendiri meninggal tragis karena terpanggang ketikamenyelidiki ledakan gunung berapi Vesuvius—salah satuEnsiklopediA EnsiklopediAEnsiklopediA EnsiklopediAEnsiklopediA

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg200ledakan gunung berapi terdahsyat sepanjang sejarah, yang jugamengubur kota Pompeii.

Cina, sumber peradaban tinggi lain, bahkan memilikisumbangan terhadap sejarah ensiklopedia lebih panjang ketim-bang Barat. Jika karya Speusippus tidak bersisa lagi, sebagianensiklopedia pertama Cina, Erh Ya, malah masih ada yang ter-sisa hingga kini. Ensiklopedia ini adalah karya kolaboratif dariilmuwan sepanjang abad keempat sampai abad kedua sebelumMasehi. Bahkan peradaban Cina pula yang kini memegangrekor ensiklopedia terbesar yang pernah ada, yaitu ensiklopediayang ditulis atas perintah Kaisar Chu Ti pada sekitar 1410 Mberjudul Yung-lo ta-tien (Buku Rujukan Besar). Ditulis olehdua ribu staf dengan tulisan tangan, ensiklopedia ini terdiriatas 22.937 bab dengan total 917.480 halaman, terbagi dalam11.095 jilid—jauh lebih besar ketimbang semua ensiklopediasaat ini (Macropaedia Britannica, misalnya, “hanya” 33 jilid). Ensi-klopedia ini hanya dibikin tiga set, dan hanya sedikit yang masihtersisa (yang lalu diterbitkan kembali pada 1963).

Dalam jangka 2.000 tahun terakhir ini, demikian catatanMacropaedia Britannica, telah ada lebih dari 2.000 ensiklopediadi seluruh dunia. Tidak ada sebuah perpustakaan pun yangmemiliki semua ensiklopedia itu. Kalaupun mungkin, dibutuh-kan rak sepanjang lebih dari 2,5 kilometer untuk semua ensi-klopedi itu. Ensiklopedia juga dikoleksi secara pribadi; sebagiankarena memang dibutuhkan sebagai rujukan, sebagian besaryang lain sekadar untuk gengsi.

Tidak sepenuhnya salah, memang. Karena banyak proyekpembuatan ensiklopedia pun adalah proyek bergengsi. Contoh-nya adalah penulisan salah satu ensiklopedia terkemuka dariCina Kuno atas perintah Lu Pei Wei yang selesai pada 239 SM.

Lu merasa malu karena dalam hal kesarjanaan—bukan karenatingkat korupsinya—wilayahnya masih kalah ketimbangwilayah tetangganya. Oleh karena itu, seperti diceritakan PeterJames dan Nick Thorpe dalam buku Ancient Inventions(Ballantine Books, 1994), Lu lantas mengundang tiga ribu

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Bagian Keempat201sarjana ke istananya untuk menulis sesuai keahlian masing-masing.

Singkat cerita, rampung juga ensiklopedia dambaan itu.

Lu sangat yakin—ensiklopedia miliknya tersebut mengandungsemua puncak pengetahuan manusia saat itu. Pokoknya palingngetop. Tak puas dinikmati sendiri, adikarya itu dengan banggalantas dipertontonkannya di gerbang pasar teramai di kota.

Maksudnya agar orang yang berseliweran di pasar ikut kagummenyanjungnya. Dasar orang kaya, tak puas sekadar memamer-kan buku itu ia pun menggantungkan emas seberat sekitar 700kilogram di atasnya. Kalau dihitung harga emas sekarang, berartiitu senilai sekitar 17,5 miliar rupiah. Diumumkan bahwa siapapun yang bisa menambah atau mengurangi isi adikarya itu bolehmembawa pulang emas yang kemilau itu. Sayang, James danThorpe dalam buku itu tidak menceritakan apakah ada yangmenang atau tidak.

Bagaimanapun, sayembara zaman kuno ini pasti jauh lebihcerdas ketimbang sayembara-sayembara zaman modern ber-hadiah jutaan rupiah yang kini sering diadakan dengan per-tanyaan-pertanyaan bodoh semacam: Apa warna pakaian si anudalam sinetron anu yang akan ditayangkan pada hari anu?[] (29Juni 1997)

202Ilmu, kata Sayidina ‘Ali bin Abi Thalib, lebih utamaketimbang harta. “Ilmu menjagamu, sedangkan hartaengkaulah yang harus menjaganya. Harta berkurang jikadibelanjakan, sedangkan ilmu malah tumbuh subur jika‘dibelanjakan’—yakni, diajarkan kepada orang lain,” demikiannasihatnya kepada Kumail. Begitulah, Islam memang men-junjung tinggi ilmu—semua itu terungkap dalam Kitab Sucidan Hadis Nabi. Sayangnya, ungkapan ini sekarang menjadisemakin klise: lebih sering diungkapkan ketimbang dijalan-kan.

Akan tetapi, setidaknya gelegak dahaga ilmu pernah begitumerasuk dalam peradaban Islam. Karenanya, sebagaimanaperadaban-peradaban besar lain seperti Yunani, Romawi, danCina—peradaban Islam pun banyak menghasilkan ensiklope-dia. Bahkan ilmuwan-ilmuwan Islam pada Zaman KeemasanIslam sering disebut ilmuwan ensiklopedis, karena menguasaibeberapa bidang pengetahuan sekaligus.

Secara kasar, tulis Macropaedia Britannica, ensiklopedia-ensiklopedia awal dalam bahasa Arab dapat dibagi dalam duakategori. Pertama, ensiklopedia yang memang ditujukan kepadaorang yang memang ingin memperoleh informasi yang lengkapdan memanfaatkan pengetahuan di dalamnya. Kedua, ensi-klopedia yang ditujukan kepada para administrator negara.

EnsiklopediA EnsiklopediAEnsiklopediA EnsiklopediAEnsiklopediAdari Dunia Islam dari Dunia Islamdari Dunia Islam dari Dunia Islamdari Dunia Islam

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Bagian Keempat203Maklum, wilayah Islam yang makin meluas sampai ke Medi-terania tentunya memerlukan administrator yang cakap—danensiklopedia adalah salah satu sarananya.

Ensiklopedia pertama yang betul-betul ensiklopedia dariDunia Islam adalah karya Ibn Qutaybah (828-889), seorangpengajar dan ahli filologi, berjudul Kitâb ‘Uyûn Al-Akhbâr.

Tidak sekadar membahas topik-topik, Ibn Qutaybah meng-hiasinya dengan kata-kata mutiara dan puisi-puisi Arab lama.

Para penyusun ensiklopedia yang belakangan kemudian meng-ikuti pola penyajian dan cakupan kitab ini. Sepuluh jilid karyaini secara tematis disusun ke dalam urutan sebagai berikut:kekuasaan, perang, kemuliaan, karakter, belajar dan kefasihan,asketisme, persaudaraan, doa, makanan, dan wanita. Memang,selain entri diurutkan berdasar alfabet, urutan berdasar temapun lazim dilakukan. Seorang peneliti Barat mengatakan urutantematik harus berdasar pentingnya. Alhasil, ia menyindir IbnQutaybah karena kekuasaan dan perang diletakkan pada urutanawal, makanan dan wanita pada urutan belakang.

Akan tetapi, karya Al-Khwarizmi, Mafâtih Al-‘Ulûm, yangdikompilasi pada 975-977 malah lebih sering dianggap sebagaiensiklopedia pertama dari Dunia Islam. Dia membagi karyanyake dalam dua bagian: pengetahuan asli (fiqih, filsafat skolastik,tata bahasa, seni puisi, sejarah) dan pengetahuan asing (filsafat,logika, kedokteran, aritmetika, geometri, astronomi, musik,mekanika, alkimia). Kelompok “misterius” Ikhwan Al-Shafayang didirikan di Basrah pada abad ke-10 menerbitkan Rasa‘ilIkhwân Al-Shafâ, sebuah karya mengagumkan yang terdiri atas52 tulisan dari lima pengarang, yang mencakup semua penge-tahuan yang ada pada pemikiran kelompok itu.

Al-Nuwairi (1272-1332), sejarahwan asal Mesir, mengom-pilasi ensiklopedia terbaik dari zaman Mamluk, Nihâyah Al-‘Arab fî Funûn Al-Adab, dalam 9.000 halaman. Sementara itu,Masalik Al-Abshar karya Al-‘Umari (1301-1348) sangat mene-kankan pada sejarah, geografi dan puisi. Lalu Ibsyihi (1440)menyusun Mustatraf yang mencakup agama Islam, perilaku,

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg204hukum, kualitas spiritual, kerja, sejarah alam, musik, makanan,dan kedokteran.

Dari Persia, seorang ahli hukum bernama Al-Dauwani(1427-1501) menerbitkan semacam ensiklopedia berjudul‘Umdah Al-‘Ulûm yang berisi tanya jawab serta penemuan-penemuan teknik dari banyak bidang. Lalu Al-Hanafi pada 1524menerbitkan survei ensiklopedis dan penjelasan mengenaipelbagai cabang pengetahuan. Bukunya bahkan ditambah puladengan lampiran berisi nama-nama Tuhan yang disusun secaraalfabetis.

Begitulah: kekayaan khazanah pustaka, sebagai contohbeberapa ensiklopedia di atas, adalah salah satu bukti sejarahgemilang Islam. Akan tetapi, kata orang sejarah hanyalahalbum—kecuali kita dapat menyerap pelajaran darinya. Dankini, kita tahu, kita seakan kehilangan pelajaran itu.[](6 Juli1997)

205Meski hanya setebal 72 halaman, harga buku yangdilelang itu betul-betul selangit—yaitu 28 juta dolar,jauh melampaui harga pembukaan yang 5,5 jutadolar. Ditambah komisi untuk balai lelang Christie’s, NewYork, tempat penjualan buku supermahal itu pada 11 Novem-ber 1994, si pembeli harus membayar 30,8 juta dolar. Denganuang sejumlah itu, Anda bisa membeli sedan mewah MercedesBens E 320 Elegance. Apalagi jika dibelikan sedan “mobil dinas”Timor, Anda akan membawa pulang 2.000 lebih mobil.

Dengan harga semahal itu, bisa dipastikan pengarang bukudan juga pembelinya bukan orang kebanyakan. Betul, keduanyaadalah orang yang menonjol pada zamannya masing-masing.

Si pengarang adalah Leonardo da Vinci (1452-1519) yang dengankepiawaian yang berjibun—pelukis, pematung, arsitek, musisi,insinyur, dan ilmuwan—disebut-sebut sebagai contoh puncakkejeniusan Zaman Renaisans. Buku itu berisi pemikiran kenapalangit berwarna biru, kenapa fosil ditemukan di puncak gunung,dan meramalkan akan ditemukannya mesin uap dan kapalselam. Yang unik, karena kidal, tulisan tangan da Vinci selaluterbalik, dan hanya bisa dibaca dengan menggunakan cermin.

Lukisannya yang termasyhur, Monalisa, melukiskan seorangperempuan yang sedang tersenyum—dan dianggap meng-gambarkan senyuman termisterius sejagat.

Lelang LelangLelang LelangLelang

○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○○Elegi Gutenberg206Si pembeli adalah Bill Gates, 42 tahun, salah seorangterkaya di dunia saat ini. Dia, tak pelak lagi, adalah lambangkejeniusan dan kewirausahaan zaman digital mutakhir. BosMicrosoft, perusahaan piranti lunak paling digdaya, ini memangmenyimpan kekaguman kepada da Vinci. “Saya senantiasasangat kagum akan perpaduan seni dan sains kepada Leonardoda Vinci,” katanya memberi alasan kenapa dia membeli bukuitu. Meskipun fulus yang dikeluarkan Gates memecahkan rekordunia harga buku termahal, kelihatannya jumlah itu tak meng-ganggu dapurnya. Sebab nilai kekayaannya (termasuk sahamnyadi Microsoft), menurut majalah Time (edisi 13 Januari 1997),ditaksir sebesar hampir 24 miliar dolar. Silakan hitung sendiriberapa Mercy atau Timor yang Anda dapat borong denganuang sejumlah itu.

Akan tetapi, meskipun harga buku da Vinci itu sudahrekor harga tertinggi, namun toh masih kalah jauh dibandingharga-harga dahsyat di bursa lelang lukisan. Rekornya adalahRp198 miliar yang terjual pada Mei 1990 untuk lukisan Vincentvan Gogh, pelukis Belanda yang pernah memotong telinganyasendiri lalu melukis dirinya, Portrait of Dr. Gachet. Pembelinya,Ryoei Saito, seorang pengusaha Jepang, yang pada pekan yangsama (!) juga membeli lukisan Renoir, Le Moulin de la Galette,seharga Rp187 miliar. Alhasil, dia membelanjakan uang sebesarRp385 miliar dalam satu pekan untuk dua lukisan.

Lihat selengkapnya