Gelap.
Hitam. Hening.
Kemudian, pelan-pelan dia membuka mata. Semuanya tampak kabur. Seolah-olah dia bangun dan mengenakan kacamata orang lain.
Wajah seorang laki-laki berada tepat di hadapannya. Dia berbicara kepadanya, seperti memberi tahu sesuatu, atau bertanya—dia tidak tahu. Dia tidak mengenal laki-laki itu. Kedua tangannya meraba-raba. Kasar. Dia sadar sedang duduk di atas aspal jalanan. Dia menoleh ke kanan.
Mama? Mana Mama?