Blurb
Namanya Kala. Lelaki bermata sendu yang pernah menyapaku di ujung senja. Lelaki yang menjadi sebab hari-hariku selalu indah. Menjadi sebab waktu tak pernah cukup ketika bersamanya.
Aku mencintainya. Dan tak terhitung berapa kali aku berpikir tentangnya. Tentu tak pernah sekali pun aku mendoakan kemalangannya. Namun ketika deburan ombak melaju dan memecah keheningan di antara pertemuanku dan dia, ia memutuskan pergi. Jauh sebelum kisahku dengan dia selesai. Bahkan dimulai.
Ia pergi. Dan aku tak punya pilihan lain selain menenggelamkan diri dalam pekerjaan yang melelahkan. Lantas berharap aku tiba pada suatu masa dimana aku bisa melupakannya.
Kukira waktu akan menjadi obatnya. Nyatanya tidak.
Setumpuk surat yang tak sempat terkirim sejenak membuatku menyelami kehidupan masa lalu yang sempat kulupakan. Berada dalam petualangan dan pencarian yang melelahkan. Tentangnya, sinar senja yang tersesat di ujung cakrawala, hujan, rerintik gerimis dan takdir pertemuan.
Dan aku kembali menemukannya. Kepingan rasa yang tak lagi utuh.
Membuatku berada pada satu titik kehidupan : benar, kepergianmu memang benar. Bertemu denganku tak semestinya kamu lakukan.