Elena Kartini

rudy
Chapter #4

Bab 4 Jengkel dan Senang

Hari itu Minggu pagi, matahari bersinar dengan terik seolah sudah tengah hari. Memanggang jalanan di depan cafe yang masih sepi, dan memang jika hari libur jalanan di sana agak sepi. Hidup dan matinya jalan tersebut sangat bergantung kepada kampus yang terletak di ujung jalan. Namun hidup dan matinya warung pojok bukan tergantung kepada jalanan maupun kampus. Hidup dan matinya cafe mungil ini tergantung kepada tim hore.

 

Mereka adalah sekelompok mahasiswa di kampus yang menjadikan warung pojok sebagai markas besar mereka. Dan jumlah mereka lebih dari sepuluh, atau mungkin bahkan melebihi dua puluh. Mereka selalu ramai dan berisik ketika berkumpul di warung pojok, maka Elena memberi mereka gelar Tim Hore yang tentu saja tanpa meminta persetujuan mereka.

 

Hari Minggu Elena tidak libur, yang dibutuhkan oleh Elena bukan berlibur, namun produktivitas. Pada saat pasar grosir libur, dia mengambil shift jaga satu harian di warung pojok.

 

Dari panel kaca yang tembus pandang ke arah luar terlihat seorang pemuda yang mengenakan jeans denim dengan warna biru kusam seperti barusan digosok di atas aspal berlari mendekat. Partisi kaca di cafe bergetar ketika pintu disentak terbuka oleh orang itu, dan bahkan sebelum pintu terbuka dengan sempurna suaranya telah mendahului memanggil dengan suara yang menggelegar.

 

“Lena, nitip pesan yah. Kalau si Adit datang tolong kasih kertas memo ini ke dia.” Dia memberikan secarik kertas yang di lipat kepada Elena. Kemudian dia langsung membalikkan badan hendak meninggalkan tempat itu.

 

“Eh tunggu, kak, mending bel dia saja. Aku takut lupa.” Elena agak kaget ketika ada titipan yang mendadak seperti itu. Enak amat main nitip, kalo ilang gue yang salah. Dalam hati dia memaki- maki. Adit pula, dari seluruh anggota tim hore wajah Adit adalah yang paling jutek. Wajahnya kaku bagaikan diolesi semen yang akan retak jika dia tersenyum.

 

“Kalo hp dia aktif gue ga akan nitip pesan Len. Tolong, kalo dia dateng lu kasih, kalo dia gak dateng ya udah lu buang aja.“ Dan orang itu langsung pergi meninggalkan tempat itu.

Lihat selengkapnya