Wisuda di November 2018, gedung bertingkat menjadi saksi ceria. Senyum mengembang nampak terlihat dari setiap orang, bukan hanya mahasiswa-mahasiswi yang akan di wisuda yang telah lengkap menggunakan toga. Seluruh pengantar,keluarga, kerabat, teman yang hadir menjadi saksi bagaimana cerahnya hari ditambah alunan sepoy-sepoy angin di luar gedung serta langit biru menjadi saksi pelepasan para wisudawan dan wisudawati yang telah tunai menyelesaikan masa pendidikannya, dari satu kampus yang berbeda-beda kejuruan serta fakultas.
Pelukan dan kecupan hangat berdatangan mendarat pada tubuh gadis dengan tinggi 160 cm serta wajahnya yang selalu berbalut senyum. Gadis yang lebih senang menggunakan jilbab menjuntai panjang itu terus menerus dibanjiri ucapaan selamat oleh keluarga, kerabat saudara, para dosen dan teman-temannya. Begitu pula dia sibuk memberikan selamat pada teman-temannya.
“Erlinda Elia Sismona, Sarjana Ekonomi Syariah.” Suara lantang menyebut namanya dengan menyematkan gelar di belakang nama untuk maju ke atas pondium bergilir bersama para peserta wisudawan, wisudawati lainnya. Senyumnya mengembang, toga yang dikenakan begitu menambah anggun wajahnya. Serta riasan pada wajahnya begitu memancarkan aura.
Dengan anggun Ia berjalan naik ke atas pondium, melebarkan senyum dengan giginya yang putih terlihat sempurna. Tak henti-henti dalam hatinya betakbir, bersyukur atas karunia Allah Yang Maha Pengasih telah memberikan nikmat terbaik. Elia bahagia. Prosesi acara penting dalam sejarah hidupnya dalam menempuh pendidikan akhirnya berjalan lancar.
Gadis yang suka menyanyi ini merasakan bahagia sekali, sebab hasil jerih payahnya yang tidak biasa menjadi saksi perjalanan hidupnya tidak sia-sia. Dia bukanlah sekadar mahasiswi saja, tapi lebih tepatnya seorang karyawati atau pekerja di perusahaan yang juga sibuk menimba Ilmu. Dan merupakan seorang Mahasiswi aktif yang ikut organisasi di komunitas-komunitas yang baginya perlu diikuti.
Bekerja dari pagi hari hingga sore tak menurunkan semangatnya atas lelah yang mendera, pulang dari tempatnya bekerja sore hari hingga bertemu malam dijadikan waktu untuk kuliah. Sabtu mingu siang hingga terkadang sampai malam dijadikan waktu untuknya mengembangkan diri. Baik untuk organisasi di dalam kampus maupun di luar kampus. Seorang gadis mandiri yang bertekad waktunya tak dihabiskan sia-sia.
“Selamat ya Elia.” Banyak sekali ucapan dan kecupan datang dari sesama teman perempuannya.
Elia tersenyum dan membalas terima kasih. Hanya saja hari itu seseorang yang sudah mendekati satu tahun setengah menetap di hatinya tidak muncul memberikan selamat.
“Elia photo yuk.” Seorang teman komunitas yang juga diwisuda hari itu mengajaknya berphoto, memecahkan lamunannya yang tengah memikirkan seseorang.
“Ayok.” Bermacam gaya Elia dan temannya mengabadikan moment di lantai 6 sebuah kampus megah di Cikarang, Bekasi. Elia yang mengambil jurusan Ekonomi Syariah dengan menempuh pendikan empat tahun.
“Elia. Ayok kita ngumpul di sana bareng teman-teman Eksyar.”
“Oh iya Fit, bentar ya.” Elia menuntaskan photo bersama temannya. Dan kemudian izin berpindah tempat, merayakan moment bahagia bersama teman lainnya.
“Assalamualaikum. Selamat ya semuanya.” Dengan wajahnya yang berbalut haru serta ceria ini Elia memeluk satu-satu teman perempuan, teman sekelasnya. Dan menangkupkan tangan untuk megucapkan selamat kepada lawan jenisnya.
“Mari kita berphoto.” Nahwan memberikan instruksi kepada teman-temannya dan mengatur posisi.
“Siap komandan.”
“Kok, komandan Fit?”
“Iya, komandan seangkatan kita. Kamu hebat Nahwan, menjadi mahasiswa terbaik di kejuruan kita.”
“Benar-benar.” Yang lain ikut tersenyum bahagia.
“Akh.. kalian.” Nahwan yang telah mendapatkan bonus lebih yakni menjadi mahasiswa terbaik di jurusannya yakni Ekomomi syariah.
“Ya sudah, ayo kita berphoto, Jangan lama-lama, kasihan orang tua kita pada menunggu di bawah.” Lanjutnya.
“Ok..kuy photo.”
Berbagai macam gaya, baik formal hingga berantakan dengan senyum yang terus mengembang terpantul pada wajah mereka. Sebuah bingkai dari kelas yang selalu kompak. Diantaranya ada Elia, Fitri, Nahwan, Maryam, Mislam, Trisna, Reza, Sari,Mirna, Yuni, Retno dan beberapa teman lainnya yang telah mendapatkan gelar dibelakang nama masing-masing.
Begitu hangat dan kompak dari kelas ini. Sejak awal semester kuliah di tahun 2014 hingga akhirnya harus berpisah dengan pelepasan wisuda pada tanggal 19 November 2019 merupakan hal yang begitu sangat berkesan. Gembira karena akhirnya lulus kuliah dan ada rasa sedih, sebab harus saling melambaikan tangan dengan sebuah perpisahan.
Rona bahagia dengan campuran sedih merupakan warna hari yang kini dihadapi oleh Elia dan teman-teman seangkatannya.
“Tetap jaga silaturahmi ya.” Maryam istri Mislam, sepasang suami isrti yang satu almamater dan juga satu kelas.
Semua mengangguk, dan berpelukan dan kemudian saling melambaikan tangan mencari keluarga masing-masing.
“Sudah jangan mellow gini akh, nanti Eksyar kan akan ada acara pelepasan, hehehe.” Tristan mencoba menghibur.
Semuanya sepakat pada Tristan dan mencoba mengembangkan senyum kembali.
****
Elia bersama keluarganya sampai di halaman rumah. Wajah mereka ceria, “Akhirnya anak putri ke dua bapak wisuda juga.”
“Iya pak, Alhamdulillah ya.” Sahut Ibunya.
Elia tersenyum, gembira. Gadis keturuanan campuran antara Padang Pasaman dan Cilacap.
“Tante kita belum photo berdua, ayo tante.” Ajak keponakan anak dari mbak Nabila, kakak kandung Elia.