Elia Sismona

Tumiesn
Chapter #3

Tak ada Cinta?

Menjalani hari tak semudah seperti biasanya. Butuh energi berkali-kali lipat untuk berpura-pura biasa saja. Wajah tersenyum tapi hati memelas. Tak ada yang tahu, Elia memang pandai menyembunyikan, meski sungguh perih yang dirasa. Luka menganga, tapi tak berharap akan ada orang lain yang sibuk mengasihinya, seperti anak kecil yang merengek minta ice cream atau septong permen lalu Ia dilayani.

      Kini Elia enggan segera pulang, membuka pintu rumah, masuk kamar lalu tertidur lelap. Kemudian segera bermimpi dan hilang ingatan tentang Daya. Tapi, dia tak bisa seperti itu. Segelas jus alpukat kesukaannya sangat dibutuhkan, di café tempat biasanya Ia memakan sepotong roti bakar dan jus kesukaannya. Tapi, sore hari sepulang kerja hari ini Ia tak butuh makanan, cukup minuman.

      Berkali-kali minuman disedotnya, dan bahkan harus menambah lagi satu gelas jus alpukat. Ditengah kesibukannya menandaskan minumannya, Ia terkejut sebab handphonenya berbunyi, Ia kira Daya. Akh.. pikirannya terlalu jatuh ke dalam perasaan untuk mengingat lelaki itu.

      “Nenek?” Ia bergegas mengangkat panggilan masuk pada ponselnya.

      “Assalamualaikum, cucuk Nenek.”

      “Waalaikumsalam, Nenek Elia.”

      “Sayang lagi di mana?”

      “La.. La.. La..” suaranya mendadak gagap.

      “Lala apa?”

      “Ehh.. lagi jajan minum jus di café.”

      “Sama siapa? Belum pulang ke rumah?”

      “Sendirian Nek.”

      “Owalah, gak sama Daya?”

      “Enggak, Nek.”

      “Ooh Iya, selamat wisuda ya sayang. Semoga sukses selalu.”

      “Iya, Nek.Makasih ya.”

      “Iya sama-sama, maaf ya Nenek baru telphon kamu. Oh ya, gimana kamu sama Daya?”

      “Gimana apanya Nek?”

      “Kelanjutannya, kan Elia sudah lulus kuliah.”

Lihat selengkapnya