Kebahagiaan Eliana tidak akan lengkap jika tidak menceritakan semuanya pada Janna dan Bob. Dulu, mereka sering kumpul bertiga menikmati hari-harinya. Tapi, semenjak Eliana di New York, Eliana harus menahan rasa rindunya untuk bertemu.
Jari tangannya segera menekan opsi video call untuk menghubungi sahabat-sahabatnya yang lama tidak bertemu. “JANNAAAA ... BOBBB ...” sapanya pada mereka yang terlihat seperti orang bangun tidur.
“Duhhhh, apaan sih pagi-pagi udah ganggu aja. Ini hari libur woyyy, malah lo bangunin. Pengen tidur sampai puas nihh,” protes Bob.
Janna pun tidak mau kalah memaki-maki Eliana. “Iya woy, ini kan hari libur. Lo malah ganggu aja.”
“Eeeiiiitttssss, tunggu dulu guys. Kalian harus tahu ini aku lagi di mobilnya siapa.”
“Siapa sih? Paling juga orang yang waktu itu nyanyiin buat lo di kelab itu kan.”
“Dih, ngawur aja lo.” Eliana segera menunjukkan wajah Nick James Hami yang sedang fokus menyetir saat itu. Mata kedua sahabatnya sontak terbelalak karena terkejut apakah itu asli atau palsu.
“Eh ... itu beneran nggak sih?” Janna penasaran masih mengucek-ngucek kedua matanya dan memastikan bahwa itu adalah asli. Sedangkan Bob mencoba mencubit pipinya untuk memastikan itu bukan mimpi.