Hari ini, Eliana memutuskan untuk meninggalkan hotel. Meninggalkan berbagai kenangan di kamar 306. Mengemas seluruh barang yang ia bawa untuk berpindah ke apartemen Grey yang hanya membutuhkan waktu 613 detik berjalan kaki.
“How do you feel right now?”
“Still bad,” jawab Eliana sekenanya.
Grey mengelus lembut rambut Eliana. Mencoba membuatnya lebih tenang.
“Grey ... thank you for everything.”
“It’s ok,” senyumnya tenang.
Eliana mengambil ponselnya untuk berpamitan pada Lucas untuk meninggalkan hotel tempat ia menginap sebelumnya. “Lucas, gue tahu maksud lo selama ini baik ke gue. Tapi maaf, gue nggak bisa terima semua ini dari lo. Gue juga baru tahu kalau lo pemilik Sabun Diana yang udah bawa gue liburan beberapa waktu lalu dan bikin gue bisa menetap cukup lama di sini. Sekarang, gue harus keluar dari hotel itu dan memutuskan untuk tinggal sama Grey di apartemennya sementara sampai gue pulang ke Indonesia lagi setelah gue tampil di panggung Broadway impian. Gue udah maafin lo kok,” tulisnya.
Tidak hanya kepada Lucas, ia juga mengirimkan pesannya pada Nick. “Hi Nick, I forgive you. Stay friendly and kind.”
***
Semua dimulai dari awal kembali. Eliana harus memulai tanggung jawabnya sebagai partner bisnis Grey yang menjadi seorang pelukis. Eliana harus mengurus website dan seluruh sosial medianya untuk berjualan. Ia juga akan mencarikan klien-klien untuk Grey.
Grey sudah menekuni dunia seni lukis cukup lama. Tapi sebelumnya ia memang tidak berniat menjual lukisan-lukisannya itu. Seiring berjalannya waktu, ia butuh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sendiri. Jadi ia memutuskan untuk menjual lukisan-lukisan itu.