ELITE

Siti Nur Janah
Chapter #4

JAKARTA : THE INFORMATION

RON melangkah cepat melewati jalan perumahan yang telah sepi sembari melirik ke area sekitar. Dalam balutan kemeja kotak-kotak serta celana kain cokelat, ia berkeliling mengitari Kota Jakarta untuk mencari berbagai macam informasi berkaitan dengan misi kali ini. Sejak petang tadi hingga tengah malam, Ron telah berhasil mendapatkan beberapa informasi penting dan kini ia sedang menuju tempat di mana Oxy dan Xenon telah menunggu.

Berita selanjutnya, Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) mengirimkan surat kepada Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) agar mengirimkan delegasinya untuk melacak orang yang hilang selama dua bulan terakhir ini. Para mahasiswa semakin gencar menyuarakan tuntutan agar rekan-mereka serta para aktivis yang hilang segera dikembalikan.”

Sayup-sayup suara siaran berita yang berasal dari dalam sebuah rumah kecil menyapa telinga Ron. Ia menghentikan langkahnya sejenak untuk menyimak dengan saksama berita malam itu. Informasi apa pun akan berguna untuk penyusunan strategi nanti, pikirnya.

“Mas, cari apa?”

Ron tersentak ketika seorang pria tua keluar dari dalam rumah di mana suara berita tadi tersengar. Pria tua itu menatapnya awas sembari melangkah mundur perlahan. Ron sendiri terdiam beberapa detik untuk menyaksikan data analisis yang muncul pada kacamata yang ia kenakan. Saat analisis selesai, dia langsung sedikit membungkuk dan tersenyum.

“Tidak mencari apa-apa, Pak. Hanya sedang lewat dan tak sengaja mendengar berita, jadi saya berhenti sebentar,” jawabnya.

Pria tua itu mengangguk dan kembali masuk. Ron langsung saja menghela napas lega. Beruntung mikrofon pengubah bahasa yang tertanam disalah satu giginya berfungsi dengan baik. Ia segera beranjak, kakinya kembali melangkah cepat menuju sebuah gang kecil yang sempit. Gang yang hanya bisa dilalui oleh satu orang itu tak diterangi apa pun. Hanya sisa-sisa sinar lampu sekitar yang menjadi alat penerangan. Ron melewati Gang sempit itu dengan lihai sembari terus memperhatikan suasana sekitar.

Begitu keluar dari gang sempit itu, Ron dihadapkan dengan rimbunnya semak belukar. Tanpa ragu, Ron melangkah membelah kegelapan malam dan semak belukar dengan kedua kaki berbalut sepatu kulit yang sudah ia pakai untuk mengelilingi kota Jakarta sejak petang. Sekilas ia melirik kembali ke arah gang sempit tadi. Dalam sekejap, gang sempit itu berubah buntu, di sekitarnya terdapat dinding cahaya yang bisa melindungi sebuah gedung tua terbengkalai di mana Oxy dan Xenon sudah berada di dalam sana. Gedung yang nantinya akan menjadi markas bagi Oxy, Ron, dan Xenon untuk berdiskusi dan menyusun strategi. Dinding cahaya tadi akan memberikan ilusi bahwa gedung tersebut masih terbengkalai dan tak terawat. Padahal kini gedung tersebut dipenuhi dengan peralatan canggih yang berhasil dikirimkan oleh organisasi.

Ron melihat dari lantai dua gedung yang tidak berdinding itu, kedua rekannya Ron melambai dengan raut wajah serius. Ia segera berlari memasuki gedung itu, lalu menaiki tangga hingga akhirnya tiba di lantai dua. Lantai di mana Oxy dan Xenon serta berbagai peralatan pendukung misi mereka.

“Bagaimana?” tanya Oxy tanpa basa-basi.

Ron segera mendekati meja holografi, kemudian mengaktifkan layar hologram sekaligus mengeluarkan microchip dari kacamata yang ia pakai lalu memasangnya pada microchip reader. Layar hologram itu langsung menampilkan suasana setiap titik-titik kota Jakarta yang berhasil Ron kumpulkan sejak petang tadi.

“Aku berhasil mendapatkan beberapa informasi mengenai situasi Kota Jakarta. Situasinya sendiri cukup rumit. Seluruh kekacauan yang terjadi merupakan ledakan dari beberapa hal, seperti krisis moneter yang terjadi serta ketidakpuasan atas pemerintahan saat ini,” ucap Ron sembari menampilkan kerumunan masa yang berdemo serta antrean panjang masyarakat untuk mendapatkan makanan.

“Inflasi yang sangat tinggi membuat masyarakat kesulitan memenuhi kebutuhan hidup, sehingga masyarakat menuntut pemerintah melakukan tindakan agar perekonomian di masyarakat kembali normal. Kelangkaan pangan, bahan bakar, pemutusan kerja membuat kehidupan masyarakat terpuruk. Namun, di sisi lain masyarakat merasa tidak puas atas kinerja pemerintah yang mana saat ini marak terjadi praktik korupsi, kolusi, serta nepotisme. Hilangnya demokrasi membuat mahasiswa serta aktivis menyuarakan reformasi pemerintahan yang intinya adalah menuntut presiden saat ini mundur. tuntutan kebebasan pers, ketidakadilan sosial, dan banyak hal lain,” tambah Ron.

Lihat selengkapnya