PEKAT suasana siang itu membuat Xenon meringis. Saat ini ia berada di antara kerumunan mahasiswa yang sedang melakukan aksi demonstrasi besar-besaran. Ya, sesuai perkiraan Oxy hal itu terjadi. Bahkan hanya terpaut tiga hari setelah Oxy menyampaikan rencana dan analisis itu. Xenon ingin terkesan, tetapi situasi saat ini tidak memungkinkan baginya untuk memuji Oxy. Ini karena ia berada di tengah ribuan mahasiswa yang sedang melakukan long march. Tujuan mereka yaitu gedung MPR/DPR dengan niat menyampaikan aspirasi secara langsung pada anggota MPR/DPR.
“Pukul 12.49 siang,” batin Xenon setelah melirik arlojinya.
Dirinya mau tak mau harus mengikuti arus massa yang terus bergerak setelah sembilan menit yang lalu petugas keamanan membukakan gerbang. Sejauh ini, Xenon belum mendeteksi keberadaan manusia kadal. Para massa demonstran masih terlihat damai sembari menyanyikan lagu-lagu bertema kebangsaan. Jika Xenon tak fokus pada misinya, mungkin ia akan terbawa suasana turut memperjuangkan tuntutan para mahasiswa.
Barisan terdepan berseru keras membuat Xenon menoleh dan menghentikan langkah. Ia yang memiliki postur tubuh tinggi dapat melihat bahwa di depan sana petugas keamanan kembali menghadang mereka. Para aparat keamanan membentuk barikade yang dilengkapi tameng serta pentungan. Melihat itu, perasaan Xenon mulai tak nyaman, tapi mau melakukan apa ia pun tak tahu. Lagi pula ini bukan bagian dari misi. Xenon sedikit menggeleng untuk kembali memfokuskan diri pada misi.
Para petugas keamanan menahan massa yang mengakibatkan beberapa wakil mahasiswa maju untuk bernegosiasi. Ini saat yang tepat untuk Xenon mencari manusia kadal di antara ribuan massa demonstran tanpa mencurigakan. Ia mengamati mahasiswa yang ada di sekitarnya, tetapi data mereka muncul sebagai manusia biasa. Data yang muncul bertumpuk dibarengi dengan riuh dari massa yang terus mendesak maju membuat Xenon merasa mual. Xenon menyadari jumlah massa bertambah.
"Sial. Di mana mereka?"
"Teman-teman, tolong duduk. Kita akan suarakan ketidakadilan di sini." seru seorang wakil mahasiswa, dan menandakan bahwa aksi mimbar bebas telah dimulai.
Seluruh massa duduk dengan tertib, lalu sebagian mahasiswi bergerak membagikan bunga mawar untuk para aparat keamanan. Mata Xenon memicing memindai satu per satu identitas para aparat keamanan. Namun, lagi-lagi semua aparat berstatus sebagai manusia. Hal ini membuat emosi Xenon sedikit goyah, terbukti dari tangannya yang mulai terkepal.
"Apa mereka tahu jika agen SID memburu mereka di sini?" batin Xenon menyadari tak ada seorang pun manusia kadal yang berhasil diidentifikasi.
Xenon menengadah saat setetes air jatuh di atas kepalanya. Hujan mulai turun. Pandangannya kembali beralih pada aksi mimbar bebas yang masih berlangsung. Bahkan massa semakin berapi-api menyanyikan yel-yel dan lagu kebangsaan. Xenon menghela napas lelah, kemudian mengikuti massa lain menyanyi sembari menunggu informasi dari kedua rekannya. Aksi kali ini mungkin juga akan berakhir seperti sebelumnya, bubar tanpa memperoleh kepastian dan jawaban sebab teradang oleh aparat keamanan. Jika begitu, mungkin Xenon juga tak akan menemukan informasi apa pun.
"Xenon, kau mendengarku?" sebuah panggilan dari Ron terdengar menyapa indra pendengarnya.
Xenon menegakkan tubuh, dalam hati kecilnya ia berharap ada informasi terbaru tentang manusia kadal. "Ya, aku dengar. Apa kau menemukan sesuatu?" tanyanya dengan nada antusias. Untuk menjawab panggilan dari Ron atau Oxy, Xenon tak perlu mengeluarkan suara keras. Ia hanya perlu membuka sedikit mulut, lalu mulai berbicara dengan lidahnya. Suara tipis yang keluar nanti akan ditangkap oleh mikrofon dan diteruskan kepada orang di seberang. Sehingga, orang-orang di sekitar tak akan sadar bahwa Xenon sedang berkomunikasi dengan rekan timnya.
"Belum. Aku ada berada di sebelah kanan massa, kau bisa melihatku?"
Xenon menoleh, dan langsung menemukan Ron yang sedang asyik memotret. Ia menyengir melihat kelakuan pria eksotis yang selalu berhasil melakukan penyamaran dengan sangat alami.
"Lalu, Oxy?"
"Oxy memantau barisan belakang. Para massa mulai mundur, sebagian mahasiswa mulai kembali ke area universitas. Jika terus begini, kemungkinan mereka tak akan muncul. Kau harus mundur dan kembali ke markas saat massa bubar."
Xenon memutar mata malas, mulutnya berdecak sebal mendengar ucapan Ron. Sungguh, ia berharap kadal itu muncul dan mempercepat jalan misi mereka. Namun, jika hari ini mereka lagi-lagi tak muncul sebab demonstrasi hari ini bukanlah demonstrasi besar-besaran yang diperkirakan Oxy, mau tak mau misi perburuan di Kota Jakarta akan semakin lama.
"Ya, baiklah. Kabari jika ada informasi terbaru," ucap Xenon sembari menutup komunikasi dengan wajah tertekuk.