"Mas, aku gak terima! Selama ini apa yang kurang dari aku? Coba jawab Mas!" Tegas Nyonya Prada seraya berusaha meminta penjelasan dari suaminya.
Tuan Edwin menatap tajam ke arah Nyonya Prada.
"Kamu benar-benar tidak sadar diri Prada? Benar kata ibuku, seharusnya aku tidak pernah menikahi perempuan seperti kamu! Kamu tidak becus menjadi istri, tapi kamu banyak menuntut maumu sendiri!" Tegas Tuan Edwin seraya menunjuk-nunjuk ke arah Nyonya Prada.
"Mas, apa maksud kamu?"
"Sudah aku bilang. Aku butuh anak laki-laki yang harus kamu lahirkan, bukan anak perempuan. Warisan dan seluruh kekayaan Ayahku, akan jatuh pada cucu laki-lakinya, sementara kamu, malah melahirkan anak perempuan yang tidak ada gunanya!" Hardik Tuan Edwin dengan kencang.
"Mas, cukup! Kita tidak bisa mengatur untuk melahirkan anak laki-laki atau perempuan seenaknya! Hanya Tuhan yang punya kuasa, mas. Ini sudah takdir kita, kita harus terima," balas Nyonya Prada dengan rasa sakit hatinya.
"Kita kamu bilang? Hanya kamu! Dan hanya kamu! Tapi aku tidak!" Bentak Tuan Edwin.