ELOK BERDARAH

Mona Cim
Chapter #7

SUDUT PANDANG MAULANA

Maulana mencatat nama-nama temannya yang ada di hari kematian Efan, juga nama gadis yang menjadi penyebab salah satu temannya berkelahi dengan Efan pada saat itu. Nama-nama yang Maulana catat adalah Rifky, Edo, Bagas, dan juga Indah. Maulana juga menuliskan alamat lengkap rumah masing-masing tersangka. Galam yang menerima catatan itu, langsung mengantonginya dengan aman.

"Maulana, saya ada satu hal lagi yang ingin saya tanyakan sama kamu. Ini yang terakhir, nanti teman-temanmu juga saya wawancara dengan cara yang sama," ucap Galam.

"Apa itu, Om?" tanya Maulana terdengar lebih mantap. Tak gugup seperti pertama kali mereka bertemu.

"Bisa nggak kamu ceritakan tentang keseharian Efan. Hal apa aja yang Efan alami sebulan atau dua bulan belakangan ini. Kamu kan paling dekat sama Efan, satu sekolah juga. Pasti banyak tahu tentang Efan dari pada orang tuanya sendiri," ucap Galam memberikan atensi penuh pada Maulana.

Maulana pun menerawang mencoba memilah memori mana yang harus ia ceritakan kembali pada Galam. Hingga ia memilih memori dua bulan yang lalu ketika Efan hampir dikeroyok oleh kakak kelasnya di sekolah.

*Kilas Balik Memori Dari Maulana*

Maulana Pov

Efan itu siswa paling tampan di sekolah kami. Waktu pertama kali masuk sekolah sudah banyak yang suka sama Efan. Saya dengan Efan sudah berteman dari kecil. Efan memang mendapatkan banyak perhatian terutama dari para siswi di sekolah yang kami tempati, dari SD hingga SMA. Saya dan Efan satu kelas dengan Edo dan Rifky. Edo mempunyai sepupu bernama Bagas yang telah menduduki bangku kelas 3 SMA. Walau umur kami terpaut 3 tahun dengan Bagas, tetapi berkat Edo kami berteman layaknya teman seumuran. Kami berlima sudah seperti satu geng di sekolah. Tiap hari kami nongkrong di kantin bareng, main bola bareng, dan pertemanan di luar sekolah pun tetap terjalin. Sampai akhirnya Bagas dan Efan berseteru di belakang sekolah karena Bagas mengetahui kalau kekasihnya—Indah Rahayu—mulai tertarik dengan Efan. Saya waktu itu ada di situ. Edo membela sepupunya, Rifky netral, dan saya tentu membela Efan. Itu karena saya melihat sendiri faktanya secara langsung. Indah yang mendekati Efan lebih dulu.

Efan dan Maulana sedang makan di kantin ketika jam olahraga berlangsung. Siapa yang sudah menyelesaikan penilaian praktek basket, boleh istirahat lebih dulu. Efan dan Maulana pun memutuskan untuk ke kantin mumpung sepi sehingga mereka tak perlu mengantre. Di sela kegiatan makan mereka, dua orang siswi memasuki kantin. Salah satu siswi tersebut membeli minum dan satunya lagi malah mendekati Efan dan Maulana.

"Wah, bolos nih," tegur gadis berambut pendek itu seraya duduk di samping Efan.

Bagas sesekali membawa kekasihnya itu ke hadapan teman-temannya sehingga tak begitu canggung bagi Efan dan Maulana mendengar teguran dari gadis bernama Indah Rahayu itu.

"Kami selesai duluan pengambilan nilai basket. Makanya istirahat duluan," sahut Efan.

Lihat selengkapnya