ELOK BERDARAH

Mona Cim
Chapter #23

BERTEMU BAGAS

Galam membawa ponsel Efan ke counter ponsel dua hari yang lalu. Hari ini pria itu kembali mengambil ponsel itu sehabis bertugas. Galam membawa pulang ponsel tersebut. Galam berharap ponsel tersebut memberinya sedikit informasi tentang kasus Efan.

Galam duduk di ruang tengah ditemani oleh secangkir kopi. Galam mulai menghidupkan ponsel tersebut. Harap-harap cemas pria itu terjawab ketika ponsel itu menampilkan tampilan depan. Galam langsung memeriksa isi pesan dan riwayat panggilan terakhir Efan. Galam melebarkan matanya menemukan pesan dari gadis bernama Indah Rahayu.

Indah Rahayu

Hai, Fan. Ketemuan, yuk! Aku mau balikin jaket kamu sekalian. Ada yang mau aku bilang juga ke kamu. Kita ketemuan di bioskop mau nggak?

Galam mengembuskan napasnya sambil bersandar pada kursi. Pantas saja pikirnya Bagas marah melihat pesan dari kekasihnya untuk Efan.

"Berarti gadis ini juga targetku sekarang," gumam Galam.

Seorang wanita paruh baya yang masih terlihat muda mendekati Galam. Dia adalah istri dari Galam, Wulan.

"Kamu masih selidiki tentang Efan, Pah?" tanya Wulan.

"Iya, Mah. Aku harus menuntaskan kasus ini. Mau tau aja aku siapa yang tega ngelakuin itu sama Efan," ujar Galam terbesit rasa marah di hatinya ketika mengatakan hal itu.

"Jadi hasilnya sudah ada?" tanya Wulan lagi. Wanita itu rutin menanyakan hal demikian, ia juga penasaran dengan pelaku dari kasus Efan tersebut.

"Tersangka sih temannya sendiri. Tapi, mereka kasih keterangan masih meragukan. Masih ada yang ditutup-tutupi dan nggak sinkron satu sama lain. Jadi aku lumayan kesulitan menerka. Tapi dugaan terkuatku pada temannya yang bernama Bagas. Sebelum Efan meninggal, dia sempat berkelahi sama Bagas karena perihal cemburu. Si Indah, kekasihnya Bagas ini kayaknya suka sama Efan. Makanya Indah ngedeketin Efan terus dan terakhir kali Indah mengajak Efan ketemuan. Nah, di situ Bagas memergoki pesan itu. Terjadilah bentrok," tutur Bagas menjelaskan pada istrinya.

Wulan bergidik ngeri. "Ngeri ya, Pah. Teman bisa jadi lawan. Kalau sudah hilang akal ya gitu manusia. Mengerikan dari setan, buas dari binatang," lontar Wulan merasa gusar.

"Padahal kalau didengar dari cerita temannya, Efan nggak salah, Mah. Cewek itu suka karena Efan ganteng dan baik orangnya. Beda sama Bagas yang begajulan," ungkap Galam.

"Itu hape siapa?" tanya Wulan pada ponsel di tangan Galam.

"Punya Efan. Kata Mas Sanadi hape ini ditemukan cukup jauh dari tempat ditemukannya Efan. Kayaknya jatuh pas lagi berantem itu. Tapi beruntung nggak ikut nyemplung ke air. Ada rusak di bagian kaca aja jadi nggak bisa lihat dengan jelas. Makanya aku bawa ke konter hape. Alhamdulillah aku bisa baca datanya." Galam mengeluarkan ponselnya membidik pesan di ponsel Efan dengan kamera ponsel. Mungkin akan ia gunakan sebagai sebuah bukti.

"Efan anak yang baik. Semoga keadilan berpihak pada Efan ya, Pah. Walau orang tuanya nggak bersedia menyelidiki kasus ini, kamu harus temukan pelakunya. Jujur aja aku juga kepikiran terus soal Efan," ungkap Wulan jujur. Galam merangkul istrinya sambil mengangguk.

Lihat selengkapnya