BAGAS POV
Semenjak Efan dekat dengan Indah, saya merasa terhianati. Saya benci hal itu, kenapa Indah harus suka dengan dia? Apa karena Efan itu tampan dari saya? Ternyata memang karena ketampanan Efan yang membuat Indah suka sama dia. Saya dengar sendiri waktu itu Indah membicarakan tentang Efan Bersama teman-temannya.
Bagas dan kedua temannya sedang menuju ke toilet. Tak sengaja Bagas melihat Indah dan satu temannya memasuki toilet Wanita. Rencananya Bagas ingin menjahili kekasihnya dengan menutup pintu utama toilet, namun urung begitu Bagas tak sengaja mendengarkan percakapan Indah dengan teamnnya itu.
"Efan tadi ganteng banget sumpah. Kamu liat nggak tadi Efan ke sekolah pakek kacamata. Tambah manis sumpah!" cetus Indah kegirangan. Gadis itu tampak sangat bersemangat menyampaikan pada temannya yang bernama Astuti.
"Emang ganteng sih dia. Tapi ingat kamu punya Bagas. Kalau Bagas sampai tau kamu puji lelaki lain, bisa marah dia," ujar Astuti memperingati.
Indah cemberut sambil merapikan rambutnya di depan cermin kecil yang ia ambil dari saku serangamnya. "Bagas mah nyebelin sekarang, Tut. Sibuk sama teman-temannya, mana teman-temannya itu pada sengklek. Ganteng juga lebih jauh ganteng Efan. Kalau Efan suka samaku juga, udah pasti aku milih Efan dari pada Bagas," tutur Indah tanpa tahu di luar Bagas mendegar semua ucapannya itu.
Di luar sana Bagas merasa sangat marah dan juga malu. Ia sama sekali tak menduga Indah berpikiran demikian tentangnya. Dari sana Bagas menyimpan rasa tak suka dengan Efan. Bagas pun pergi dari sana menyusul teman-temannya ke tempat tongkrongan di halaman belakang sekolah.
Di halaman bekang sekolah ada Ari dan satu temannya lagi. Bagas dan kedua temannya pun berkumpul dengan mereka di sana. Melihat wajah tak menyenangkan Bagas menjadi tanda tanya bagi Ari.
"Kenapa lagi lo, Gas? Berantem sama Indah?" tanya Ari.
"Sumpah gue kesel banget sama Indah. Ternyata pemikirannya ke gue sekarang kayak gitu. Bangsat banget si Efan!" Umpatan Bagas di akhir tentu menjadi tanda tanya bagi mereka.