Nia Pov
Saya tak tahu mengapa Ari begitu menyukai saya, padahal saya pernah menolaknya. Saya menyukai Efan sejak awal masuk SMA. Ari mengira saya menolak dia karena Efan. Padahal saya lebih dulu suka sama Efan sebelum dia suka sama saya.
Hal yang paling mengerikan yang saya dengar dari Ari itu seminggu sebelum kabar kematian Efan terdengar, Om. Waktu dia Ari nembak saya lagi di belakang sekolah. Tapi mau bagaimana lagi, saya tetap menyukai Efan bukan Ari. Hari itu Ari benar-benar menumpahkan amarahnya. Mungkin itu juga unek-uneknya selama ini. Mengingat moment itu membuat saya merasa takut dan bersalah. Apakah mungkin Ari sungguh melakukannya dengan Efan?
Nia mengikuti langkah Ari hingga ke belakang sekolah. Nia sejujurnya agak takut mengikuti pemuda itu ke tempat sepi, tetapi Ari memaksanya. Katanya ini untuk terakhir kalinya. Terpaksa Nia menuruti kemauan pemuda itu. Sesuai dugaannya, ternyata Ari menyatakan perasaannya lagi pada gadis itu untuk kedua kalinya.
"Aku beneran sayang sama kamu, Nia. Kali ini aku mohon jangan tolak aku. Aku janji bakal setia dan jagain kamu. Nia, mau nggak kamu jadi pacar aku?" ucap Ari terlihat sangat serius sekali.
Nia berdecak dalam hati. Sungguh ia sama sekali tak menginginkan sosok Ari menjadi kekasihnya. Entah apa yang ada dipikiran pemuda itu hingga dengan percaya dirinya menyatakan cintanya kembali setelah pernah ia tolak sebelumnya.
"Maaf, Kak Ari. Jawaban aku tetap sama. Aku nggak ada perasaan sama Kak Ari. Jadi aku nggak bisa," ucap Nia tak enak hati.
Bisa Nia lihat wajah serius dan penuh harap Ari luntur seketika, berganti dengan mimik dingin dan tatapan yang seakan membunuhnya. Nia menunduk untuk menghindari tatapan itu.
"Kenapa, Nia? Kenapa kamu nggak bisa suka sama aku? Pasti ada yang halangin kamu suka sama aku, Nia. Iya, kan? Apa lagi sekarang? Masih karena Efan, ya?" Ucapan Ari sarat akan rasa marah walau ia tak menbentak Nia.
"Kamu nggak bisa paksa perasaan orang, Kak. Aku suka sama Efan dari dulu. Kak Ari bisa cari cewek lain aja."
Ari menatap nyalang ke arah Nia dengan tatapan sarat akan kemarahan. "Kalau kamu nggak sama aku, maka kamu nggak sama Efan juga. Gue bunuh sekalian dia!"
"Kak Ari!" bentak Nia tak suka mendengar ucapan kasar Ari yang sangat frontal.