ELOK BERDARAH

Mona Cim
Chapter #36

PENJARAKAN DIA!

Bagas ditangkap di kediaman nenek dan kakeknya pada pagi hari sekitar pukul sepuluh. Waktu penangkapan Bagas sangat terkejut dan ingin melarikan diri, namun pihak kepolisian berhasil menahannya. Dibumbui dengan drama menangisnya kakek dan nenek Bagas, akhirnya Bagas dibawa ke kantor polisi untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

Galam tersenyum puas melihat Bagas yang duduk di sampingnya. Akhrinya orang yang ia cari ketemu juga. Tak sia-sia perjuangannya selama ini menyelidiki kasus Efan.

"Jangan gugup, abangnya juga ada di kantor polisi. Jadi kalian bisa satu sel nanti," ucap Galam menyindir.

Bagas menatap Galam dengan sangat tajam. "Gue bakal balas nanti!" umpatnya kesal.

Galam terkekeh remeh. "Pikirin itu selama bertahun-tahun di sel nanti. Kamu kena banyak pasal. Penggunaan narkoba, pembunuhan, dan menganggu warga sekitar tongkronganmu!" ketus Galam.

"Saya nggak bunuh orang!" protes Bagas.

"Kamu membuat rencana yang membuat Efan nyebur ke sungai dan memukulinya, Bagas. Gunain otakmu untuk berpikir yang bener. Meski kamu nggak niat hajar sampai mati, tapi kamu nggak tau efek dari perbuatanmu itu bisa buat orang mati. Kesakitan, kelelahan dalam air, bahkan tenggelam. Itu bikin orang bisa mati! Artinya kamu melakukan percobaan pembunuhan!" cetus Galam dengan tegas sambil menonyor kepala Bagas dengan gemas. Bagas hanya menunduk tanpa menjawab sedikitpun.

Sesampai di kantor polisi, Bagas diarahkan ke sebuah ruangan untuk melakukan sesi tanya jawab dalam kasus penyalahgunaan narkoba itu. Kesimpulan dari pernyataan Bagas, pemuda berusi 19 tahun itu memang pernah mengonsumsi sabu-sabu walau hanya sedikit. Bagas mengatakan bahwa ia lebih sering minum-minuman keras saja. Sabu-satu itu dikonsumsi oleh abangnya yang bernama Rafli. Rafli tak hanya mengonsumsi, tetapi menjadi perantara antara bandar narkoba dan pembelinya. Biasanya Rafli diberikan uang dan juga sebagian kecil sabu-sabu tersebut.

Berita penangkapan Bagas pun tersebar luas di sekolah. Banyak yang tak menyangka hal itu. Ari yang tak pernah hadir ke sekolah pun disangka juga mengonsumsi barang yang sama. Hanya saja belum tertangkap saja.

Lihat selengkapnya