Elusif

NAA
Chapter #5

#5 Fakta Mengejutkan

Sebagian orang berhasil menafsirkan rasa. Sebagiannya lagi membutuhkan media untuk menyadari perasaannya

**

Genta memarkir mobilnya di parkiran Café milik Rendy. Setelah menyelesaikan beberapa meeting penting, ia bergegas menyusul Rendy yang mengajaknya bertemu. Genta melangkahkan kaki, menuju pada bagian oudoor.

“Sudah lama aku tak melihatmu” celetuk Rendy saat melihat Genta menghampirinya

“Akhir-akhir ini aku memang sedang sibuk mengadakan kerja sama dengan beberapa perusahaan” jawab Genta sembari mendudukkan tubuhnya di hadapan Rendy. Memang benar ia tengah sibuk mengurus perusahaan, namun disela waktunya ia sempatkan untuk bertemu Kirana. Sehingga tak ada waktu lagi menghampiri Rendy. Bukan persoalan melupakan sahabat, hanya saja memang Genta merasa ada perubahan dalam dirinya semenjak mengenal Kirana. Kendati demikian Genta selalu menyempatkan diri untuk sekadar bertukar kabar dengan Rendy.

“Oh ya, kemarin-kemarin tak begitu. Sesibuk apapun, kamu pasti menyempatkan diri kesini atau malah mengajakku nge gym” ucap Rendy seraya menunjukkan ekspresi curiga pada Genta.

“Gimana mau ngajak, kamu juga lagi sibuk buka cabang baru kan?” sindir Genta karena selama tidak bertemu, ia yang selalu menghubungi Rendy lebih dulu.

“Hahaha. Kita kaya orang pacaran yang udah lama tidak ketemu ya” Rendy tergelak

“Iya. Itu juga kalau diantara kita tidak ada yang selingkuh. Jangan-jangan kamu sudah memiliki teman kencan?” selidik Genta yang membuat Rendy sedikit kesal

“Eh, kamu pikir aku tidak tau kalau belakangan ini kamu sering jalan sama cewek. Siapa tuh dia. Kenalin dong” Rendy ngengir, pasalnya sudah lama ia menaruh curiga pada Genta.

“Kamu tau dari siapa?” tanya Genta penasaran. Ia tak menyangkal. Kenyataannya, yang dikatakan Rendy memang benar.

“Dari Nais, dia ternyata ngekos di tempat yang sama dengan cewek itu. Mobil kamu juga sering parkir disana kan? hahahaha” Rendy kembali tergelak, seakan mengejek Genta yang terlihat syok mendengar pengakuan dari Rendy.

“Nais siapa sih?” kesal Genta

“Teman kuliah aku. Kebetulan setelah reunian aku yang mengantarnya pulang. Pas depan kos, aku lihat mobil kamu ada disana. Langsung saja aku tanya Nais, dia kenal sama yang punya mobil atau tidak, sambil aku tunjukin fotomu ke Nais. Dia tidak kenal tapi dia pernah lihat kamu lagi jemput salah satu anak kos disitu” tutur Rendy yang langsung ditatap horror oleh Genta.

“Ada-ada saja kamu Ren.” Genta menggeleng-gelengkan kepalanya. Ternyata Rendy sudah lama tahu.

“Bukan aku merahasiakannya darimu Ren, hanya saja aku ingin mengenalnya dulu” Genta terdiam sejenak, sebelum akhirnya berkata kembali

“Kirana namanya” ucap Genta.

“Apa ada perubahan yang kamu rasakan setelah mengenalnya?” Rendy mulai penasaran dengan perubahan drastis dari sahabatnya itu.

“Entahlah aku bingung. Sepertinya dia memiliki pengaruh yang besar padaku”

“Kenapa kamu malah bingung? bukankah kamu sudah merasakan perbedaannya?” Rendy kembali bertanya

“Aku bingung. Apakah aku sekadar mengaguminya atau justru telah menyukainya?” ungkap Genta yang malah membuat Rendy tersenyum.

“Apa kamu pernah merindukannya?” seketika Genta tersentak

“Itulah yang membuatku terus berpikir. Apakah yang aku rindukan itu dia atau sosok ibunya?”

“HAH? Gila kau Gen. Kamu merindukan ibunya? Yang kamu suka itu Kirana atau ibunya?“ tanya Rendy sembari menahan tawanya

“Bukan itu maksudku RENDY” jawab Genta seraya menekan nama Rendy diakhir ucapannya.

“Aku memang ingin terus bersamanya, tapi apakah perasaan itu karena aku merindukan sosok Kirana atau malah merindukan sosok ibu?. Kamu tahu aku sangat merindukan Ibuku. Pertama kali aku melihat Kirana adalah saat dia sedang bercakap dengan ibunya melalui telfon. Aku mendengar percakapan mereka karena Kirana sedikit mengeraskan speaker ponselnya. Hingga kemudian kami berkenalan dan aku juga semakin sering mendengar petuah dari ibunya. Aku bingung apakah perasaan tenang itu karena telah lama aku meiliki sosok ibu atau karena Kirana telah menjadi teman baruku dalam berbagi cerita?. Aku sangat berterimakasih atas hadirnya kedua sosok itu, sebab karena mereka perasaanku menjadi lebih baik sekarang. Jujur saja aku mengagumi Kirana” jelas Genta

“Bagaimana dengan kepribadiannya?” tanya Rendy

“Dia orang yang ramah dan amat tenang. Kami memang baru kenal, namun aku merasa seakan sudah lama mengenalnya. Itu karena baru beberpa minggu kami sudah saling tahu satu sama lain. Entah apa, saat dengannya seakan aku tidak menjadi pribadi yang tertutup. Bahkan tentang kematian ibu aku sudah menceritakan padanya. Boleh dibilang aku nyaman bersamanya” tutur Genta yang malah membuat Rendy takjub. Pasalnya sahabatnya ini tak pernah membuka diri pada siapapun.

Lihat selengkapnya