Emak-Emak Sekolahan

R Fauzia
Chapter #2

Hanum yang Harum

Masih sekitar tiga meter jaraknya menuju ruang keluarga, namun harum parfum Hanum telah lebih dulu tiba di sana. Wanginya semerbak membelai indra penciuman Ferrel yang tengah duduk di sofa. Mengenakan seragam sekolah putih abu-abu, remaja berusia 18 tahun itu terlihat tampan. Ada bayangan hitam memanjang di atas bibir, bekas kumis yang baru saja dicukur tadi sebelum mandi. Begitu sosok yang menebar harum parfum mahal terlihat, Ferrel langsung saja melayangkan protes, “Mami, lama!”

“Hari pertama. Paling juga ngaret!”

Dengan tangan kanannya yang memegang gawai tipe mutakhir, Hanum menunjuk ke arah sepatu Ferrel.

“Ikat yang benar talinya, Sayang!”

“Kepanjangan talinya, Mam! Lagian, kenapa sih harus pakai sepatu baru? Malu nanti dikira anak baru.”

“Yang lama, itu sudah busuk, Ferrel!”

Hanum yang modis tidak hanya peduli pada penampilan diri, ia juga sangat memperhatikan penampilan suami beserta tiga buah hati mereka. Bahkan, kemeja putih sekolah anak-anaknya diganti dengan yang baru setiap pergantian tahun ajaran. Semata, karena ia tidak suka jika ada bercak sesamar apa pun di baju berwarna terang.

Hanum memang sangat modis. Penampilannya mahal dan berkelas. Pagi itu, tubuh tinggi semampainya dibalut setelan kaos pas badan warna putih dengan padanan celana panjang berbahan sutra dan outer panjang berwarna sama. Aksen merah dari ikat pinggang membuat penampilannya terlihat fashionable. Orang-orang di luaran mungkin akan mengira bahwa wanita cantik itu akan pergi bekerja atau menghadiri rapat penting. Padahal, ia akan pergi ke sekolah anak kembarnya. 

“Adikmu mana, Ferrel?” tanya Hanum sambil menengok ke arah dari mana ia datang tadi.

“Feeey! Ayo, cepat! Sudah jam berapa, ini?” teriaknya.

“I’m comiiing!” Suara seorang remaja putri terdengar dari tangga putar. Fenitta, berseragam putih-putih menuruni anak tangga yang dilapisi karpet kualitas premium berwarna merah tua. Ada garis emas di pinggir kiri-kanannya.

“Susunya diminum dulu, Sayang!” pinta Hanum saudari kembar Ferrel.

Dalam sekejap, gelas bening berisi susu murni dingin itu kosong. Kemudian, gadis yang lebih senang disapa Fey itu berkata dengan ceria, “Aku siaaap!”

Sang bunda segera saja melangkah, diikuti kedua anak kembarnya. Mereka melintasi ruang keluarga yang luas dan mewah, lalu melewati ruang tamu. Ketiganya sempat melirik cermin di dinding foyer. Tiba di teras rumah terlihat Suryo, supir setia keluarga, tengah menurunkan wiper mobil yang akan mengantar ketiga bosnya.

Dalam hitungan menit, mobil van mewah yang dikhususkan untuk urusan antar-jemput anak-anak pasangan Hanum dan Andika telah meluncur meninggalkan kompleks elit yang berlokasi di selatan kota Jakarta.

“Mami, aku sekelas lagi sama anak bestienya Mami,” ucap Fenitta.

“Sama siapa?”

“Tiara.”

“Mami deket sama Omanya, bukan sama ibunya!”

“Hahaha, Mami judes gitu! Enggak boleh gitu, Mamiii …”

Lihat selengkapnya