Emak-Emak Sekolahan

R Fauzia
Chapter #28

Ini, Awal Perjuangan

Jakarta panas saat Wiwid, Ambar, dan Erina berangkat menuju Malang mengantar Audy boyongan ke tempat kosnya. Sengaja mereka mengatur waktu keberangkatan agar bisa tiba di kota tujuan pagi hari.

Wiwid terbangun dari tidurnya ketika mobil yang dikendarai supir setia keluarga Bramanto telah mendekati pintu tol Pandaan. Ia menengok ke belakang, Ambar dan Erina di baris tengah masih terlelap. Di bangku belakang, Audy dan Imam sudah bangun. Keduanya sedang meminum susu kotak yang tersedia di kotak pendingin di mobil van Ambar.

Ada perasaan sedih menguar di hati Wiwid melihat kedua anak remaja itu. Mereka masih sama-sama muda namun dipaksa dewasa oleh keadaan, dibawa oleh arus pasang-surut kehidupan orangtua mereka. Taksatu pun dari mereka mengeluh.

Audy dan Imam dengan tabah menapaki jalan yang dibentangkan Sang Pengatur Kehidupan di hadapan mereka. Tanpa pernah direncanakan, jalan itu mempertemukan mereka walau melalui sebuah peristiwa yang sangat memilukan yaitu kepergian Renata dengan cara mengakhiri hidupnya.

Wiwid berusaha untuk tidak mencari tahu atau mencari-cari pembenaran, apalagi mengutuk keputusan Renata yang oleh sebagian teman-teman mereka dianggap sebagai tindakan egois karena seolah tidak memikirkan kelangsungan hidup Audy, sang putri tunggal. Namun, satu tahun ini banyak mengajarkan Wiwid bahwa apa yang terlihat belum tentu mewakili keadaan hidup seseorang. Di balik sosok yang tegar, bisa saja tersembunyi jiwa rapuh, dan di balik mereka yang terlihat lemah, mungkin ada jiwa pejuang tangguh di situ.  

“Mak, Imam jadi sayang sama Audy, Mak.” Begitu pengakuan Imam tiga hari yang lalu, setelah ia memberi tahu bahwa Audy memintanya ikut ke Malang.

“Audy-nya gimana?”

Lihat selengkapnya