Kulihat Fritz mengangguk setuju dengan Eva. Aku melanjutkan kembali penjelasanku tentang nama Ismail, yang tadi baru kusampaikan hanya sekilas.
“Dan benar seperti yang disampaikan Kiara. Nama Ismail memang tidak disebutkan secara tegas dalam Al-Qur’an. Al-Qur’an memang tidak tegas menyebutkan nama putra Ibrahim yang akan dipersembahkan itu. Namun, koreksi yang dilakukan para cendikiawan muslim terhadap Alkitab tentang Ishak sebagai anak yang dipersembahkan Ibrahim itu bukan berarti tanpa alasan. Memang benar salah satu tujuan Al-Qur’an telah mengoreksinya, meski Allah tidak menuliskan namanya secara langsung.”
Lalu, kubuka tabletku. Kubuka aplikasi Al-Qur’an kemudian kubacakan terjemahan dari ayat ke-100 hingga 113, surat Ash-shaffat.
[100] “Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang saleh.
[101] Maka Kami beri dia kabar gembira dengan seorang anak yang amat sabar.
[102] Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insyaallah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”.
[103] Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis (nya), (nyatalah kesabaran keduanya).
[104] Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim,
[105] sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu”, sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[106] Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata.
[107] Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.
[108] Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian,
[109] (yaitu) “Kesejahteraan dilimpahkan atas Ibrahim”.
[110] Demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
[111] Sesungguhnya ia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman.
[112] Dan Kami beri dia kabar gembira dengan kelahiran Ishak, seorang nabi yang termasuk orang-orang yang saleh.
[113] Kami limpahkan keberkatan atasnya dan atas Ishak. Dan di antara anak cucunya ada yang berbuat baik dan ada (pula) yang lalim terhadap dirinya sendiri dengan nyata.
“Dari ayat yang kau baca sepertinya benar apa yang dikatakan Kiara sebelumnya, tidak ada nama Ismail disebutkan di sana,” ucap Eva.
“Benar, memang tidak tertulis dengan jelas siapa nama anak yang akan dikorbankan dalam ayat itu,” jawabku.
“Jika kita membaca teks Al-Qur’an dalam bahasa Arab, maka kita tidak akan menemukan penyebutan kata Ismail. Kalaupun ada kata Ismail dalam terjemahan ayat tersebut itu adalah tambahan penjelasan dari penterjemah,” ucap Kiara.