Kiara menarik napasa lalu mengelanya. Bibirnya tersungging senyum. Sepertinya dia puas dengan diskusi kami kali ini.
“Jadi kontroversi tentang peristiwa kurban Abraham itu, hanya dalam Islam. Sementara dalam kekristenan semua sudah clear bahwa Ishak-lah sosok yang akan dikurbankan Abraham,” ucap Kiara sambil tersenyum ke arahku.
Aku menggeleng pelan tanda tak setuju. Kiara mengerutkan dahinya. Fritz yang melihat ekspresiku langsung bereaksi.
“Waaah seru nih kalau Sofyan sudah menggeleng. Berarti kau tak setuju dengan pendapat Kiara kan, Fyan?” tanya Fritz.
“Jika hanya terkait siapa sosok yang akan dikurbankan, Alkitab memang sudah clear dan tidak terjadi silang pendapat bahwa sosok itu adalah Ishak. Sebab, tertulis dengan jelas nama itu di sana,” ucapku.
“Lalu apa yang kau permasalahkan lagi, Fyan?” tanya Felix, “Tidak ada kontroversi. Sudah clear semuanya.”
“Tadi kau katakan bahwa Ishak pada saat akan dikurbankan itu berusia 37 tahun?” ucapku meyakinkan Kiara.
Kiara mengangguk.
“Nyatanya tidak semua menyatakan usia Ishak itu 37 tahun. Ada yang berpendapat bahwa saat saat itu Ishak berusia 5 tahun, bahkan ada juga yang berpendapat 13 tahun.”
“O ya?” ucap Felix seraya mengerutkan dahinya.
Aku mengangguk pelan. Lalu, aku menjelaskan sedikit alasanku itu kepada mereka. Tentang perbedaan pendapat usia Ishak saat akan dikurbankan. Meski sebenarnya aku tak ingin memperpanjang urusan ini. Biarlah perbedaan tafsir terkait umur Ishak saat akan menjalani peristiwa kurban itu menjadi urusan internal agama mereka. Namun, ucapan Kiara tadi seolah membakar semangatku untuk membeberkan bukti bahwa kontroversi tentang peristiwa kurban Nabi Ibrahim ‘alaihi salam itu tidak hanya ada dalam teks hadits. Tetapi juga dalam dunia kekristenan.
Jika kita merujuk pada kitab Midrash Bereshit Rabbah, maka di sana akan tercatat umur Ishak persis seperti perhitungan Kiara, tiga puluh tujuh tahun. Selain itu dalam kitab Pirkei Rabbi Eliezer, pun menyebutkan hal yang sama. Pada kitab tafsir tertua dalam tradisi agama Yahudi yang ditulis oleh Rabbi Eliezer dalam Bahasa Ibrani sekitar abad ke-1 itu menyatakan bahwa usia Ishak saat itu menginjak 37 tahun.
But look, I am now thirty-seven years old, yet if God desired of me that I be slaughtered, I would not refuse.’ (Midrash Bereshit Rabbah 55:4).
Isaac was thirty-seven years old when he went to Mount Moriah, and Ishmael was fifty years old. Contention arose between Eliezer and Ishmael. Ishmael said to Eliezer: Now that Abraham will offer Isaac his son for a burnt offering, kindled upon the altar, and I am his first-born son, I will inherit (the possessions of) Abraham. Eliezer replied to him, saying: He has already driven thee out like a woman divorced from her husband, and he has sent thee away to the wilderness, but I am his servant, serving him by day and by night, and I shall be the heir of Abraham. The Holy Spirit answered them, saying to them: Neither this one nor that one shall inherit. (Pirkei DeRabbi Eliezer 31:5)