Sudah hampir satu setengah tahun aku mengajar les private Bahasa Indonesia kepada mereka. Mereka menyukai caraku mengajar yang santai, tapi tetap serius. Tak heran kami layaknya seperti keluarga, saling berbagi. Bonusnya, Fritz merasa nyaman dengan cara mengajarku, sekaligus sebagai pengingatnya beriba’dah. Sementara Felix dan Kiara seringkali menjadi teman berdiskusi denganku.
Kiara paling senang berdiskusi tentang agama. Bertanya Islam dari segala hal. Kali pertama Kiara bertanya, lebih tepatnya bagiku sangat penasaran berdiskusi denganku ketika ia bertanya tentang Hawa saat pertemuan kedua private Bahasa Indonesia, tahun lalu.
***
“Kudengar kau ahli dan pandai agama?” tanya Kiara tiba-tiba saat itu.
“Maksudmu?”
“Iya, begitu paham tentang agamamu.”
“Ilmu agamaku tidak sedalam yang kau kira. Akan tetapi sebagai muslim aku memang diwajibkan untuk memahami agama. Ya aku terus belajar.”
“Kalau begitu boleh aku bertanya?”
“Silakan. Kalau bisa aku jawab, kalau belum bisa aku jadikan PR.”
Kiara tersenyum, “Pertanyaanku sederhana saja: siapa manusia pertama yang diciptakan Tuhan?”
“Ah Kiara, benar kau tidak tahu?” celetuk Felix.
“Al-Quran-ku menceritakan, manusia pertama yang diciptakan Allah Swt ialah Adam. Bukankah di Alkitab-mu juga diceritakan demikian?” ucapku balik bertanya.
“Setuju,” jawab Kiara.
“Nah itu kau tahu jawabannya. Aku yakin anak kecil juga tahu siapa manusia pertama yang Tuhan ciptakan,” sahut Felix.
Kiara tak menggubris celetukan Felix. Lalu. Kiara melanjutkan pertanyaannya berikutnya.
“Lalu siapa nama istri Adam?”
“Eve atau Hawa. Bukankah itu juga ada dalam kitabmu?”
“Ya benar, nama Eve atau Hawa memang ada dalam Alkitab,” jawab Kiara.
“Lalu kenapa kau masih bertanya?” tanya Felix bingung.
“Bagaimana dengan pernyataan Al-Quran? Siapa nama istri Adam?”
“Hawa,” jawab Fritz singkat.
“Bagaimana kau bisa simpulkan nama itu? Karena setahuku di kitabmu tak satu pun ayat menyebutkan nama Hawa sebagai istri Adam, betul kan Fyan?”
“Ah masa sih?” Fritz bingung “Dari sejak aku kecil orang tuaku memberitahuku demikian, bahkan guru agama di sekolahku bilang nama istri Adam itu Hawa.”
“Iya, seperti yang kuduga. Semua teman muslim yang kukenal juga menjawab hal yang sama. Namun bagaimana Muslim tahu nama istri Adam itu adalah Hawa? Tak satu pun namanya disebutkan dalam Al-Quran.”
“Betul begitu Fyan?” tanya Fritz.
Aku tak segera menjawab
“Jawab Fyan ...,” Olivia mengejar jawaban
Suasana mendadak hening. Penuh tanya. Semua mata tertuju padaku.
“Kalau boleh kusimpulkan berarti orang-orang Muslim mencontek Alkitab kami.”
“Waduh, tidak seperti itulah Kiara,” ucap Fritz.
“Aku tidak asal bicara ... coba kau pikirkan mana yang lebih dulu ada, Alkitab atau Al-Quran?”
“Alkitab,” jawab Fritz.
“Coba berpikir logis, di Al-Quran tidak disebutkan siapa nama istri Adam lalu dari mana orang-orang Islam tahu nama Hawa kalau bukan dari Alkitab?” ucap Kiara sungguh-sungguh.
Kini semua mata tertuju ke arah Kiara. Argumen Kiara seolah benar dan sangat masuk akal. Aku masih belum menjawab apa-apa.