Pada hati yang rindu
Kerap terlintas wajahmu
Bahkan saat kutatap langit paling biru
Lalu, angin yang mendesau
Bukan sekadar lagau
Sebab terngiang menjadi candu
Melagukan namamu
Begitu merdu
Langit cerah, sedikit biru banyak putihnya. Warna birunya seperti lukisan yang ditempel pada kanvas lukis. Entah apa yang menyebabkan hingga aku berada di sini, Danau Huron, Ontario. Hanya saja beberapa kali terdengar di telingaku, suara misterius mengatakan, “datanglah kepadaku, di birunya langit, di tenangnya air, di semilirnya angin dan teduhnya alunan suara alam.”
Kususuri langkahku menuju The Sweepstakes, sebuah sekunar[1] Kanada, yang karam sejak tahun 1885 di dekat kota Grand Rapids. Terletak di Pelabuhan Big Tub, Taman Laut Nasional Fathom Five, The Sweepstakes kini menjadi salah satu bangkai kapal terindah di dunia. Begitu cantik dan tampak berkilauan di bawah air biru nan jernih Danau Huron di Ontario, Kanada. Kapal yang dibuat Burlington, Ontario pada tahun 1867 itu, kini menjadi salah satu objek wisata yang sangat menarik. Dengan posisi karamnya yang tak terlalu dalam, hanya sekitar enam meter, sehingga sangat jelas terlihat sampai ke dasarnya. Apalagi selama musim dingin, Ketika air Danau Huron menjadi dangkal, pada saat itu, bagian dari kapal karam, bisa muncul di atas permukaan air.
Lalu kudengar suara menyapaku dari arah belakang.
“Salut Sofyan[2].”
“Salut Kiara Ça va?[3]“ jawabku kaget melihat Kiara ada di sini.
“Ça va bie n... et toi, monsieur?[4]“
“Tres bien ... qu’est-ce que tu fais ici?[5]“
“Menikmati kapal karam.”
“Et ...?[6]“ tanya Kiara.
“Et ...?” tanyaku bingung.