Jarum jam menunjukkan hampir tengah malam. Usai berdiskusi di foodcourt tadi, aku sempatkan berjamaah bersama dengan Fritz di apartemennya. Sementara Felix langsung menuju apartemen kami.
"Tok ... tok ... tok ...!"
Tak berapa lama, Felix membukakan pintu dengan wajah lelah dan mata setengah terpenjam. Kamarku redup, hanya cahaya lampu meja belajar yang masih berpendar. Siluet susunan buku membias ke dinding kamar. Usai membukakan pintu, dia langsung menjatuhkan ba’dannya di Kasur, lantas tertidur.
Sebelum tidur, aku menyempatkan diri memeriksa kembali laptop yang kugunakan sebelum Maghrib tadi. Akses internet-nya masih berjalan. Saat ingin logout dari blog-ku tiba-tiba kulihat tulisan dari blog Kiara dalam daftar update posting-an. Tulisannya baru di-posting beberapa menit lalu. Aku penasaran dengan isi tulisannya. Tanpa pikir panjang, kuarahkan cursor dan meng-klik tulisannya. Lalu, kubaca.
Dear Pemuda Sholeh
Jika saja semua Muslim yang kukenal semulia hatimu
Aku yakin,
Tak akan ada yang melontarkan hujatan, hinaan, untuk agamaku
Tak ada lagi kata-kata sampah, sumpah serapah dan ejekan yang membuat hati terluka dan membuat jarak di antara kita semakin jauh
Bukankah Nabi kalian pun telah mengajarkan toleransi?
Saling menghargai meski berbeda iman di hati
Bukan malah mencaci