“Tok...tok...tok....”
“Tok...tok...tok....”
“Tok...tok...tok....”
Ada yang mengetuk pintu apartemenku. Ketukan pintu terdengar sangat keras seperti diketuk orang saat dalam kondisi panik. Dari luar terdengar suara samar memanggil-manggilku dan Felix. Kami kaget.
“Siapa?” tanya Felix berbisik.
“Seperti suara Fritz,” jawabku.
Kumatikan playlist musik di laptopku, lantas melangkah menuju pintu. Kuintip dari lubang daun pintu. Terlihat Fritz dengan raut wajahnya yang panik. Segera kubuka pintu.
“Mobil yang ditumpangi Kiara kecelakaan,” ucap Fritz tampak panik.
“Apa? Kecelakaan?”
Aku terkejut, Felix menghampiri kami.
“Mobil yang mereka tumpangi kecelakaan. Sopir tak bisa mengendalikan kemudinya saat ada mobil yang menyalip dari arah berlawanan.”
“Bagaimana kondisi mereka sekarang?”
“Entahlah, semoga semua baik-baik saja. Baru saja Olivia meneleponku,” jawab Fritz, “semua penumpang dalam keadaan luka ringan, kecuali sopir dan Kiara yang harus menjalani perawatan khusus karena mengalami luka berat akibat benturan keras.
“Kalau begitu mari kita ke rumah sakit,” ucapku.
“Kalian mau ikut aku ke rumah sakit malam ini?” tanya Fritz.
“Oke,” jawab Felix.
***
Kami langsung meluncur ke Saskatoon City Hospital yang terletak di 701 Queen Street, Saskatoon, SK S7K 0M7. Setibanya di rumah sakit, kami langsung menuju UGD dan segera bertemu dengan Eva, Olivia dan Zahra. Kulihat perawat sedang membersihkan luka-luka mereka dan memasang perban.
Fritz segera menghampiri Olivia yang sedang dibersihkan lukanya oleh salah seorang perawat di atas salah satu kasur di ruang UGD, dari mulutnya terdengar rintihan menahan sakit, meringis.
“Bagaimana kejadiannya, Liv?” tanya Fritz cemas.
Olivia memeluk kakaknya. Tampaknya dia masih sangat shock dengan kecelakaan yang baru saja menimpa mereka.
“Sudahlah ... semoga semua baik-baik saja,” ucap Fritz menenangkan.
Perlahan, Olivia melepas pelukannya. Lalu, dia menceritakan kejadian saat perjalanan mereka kembali dari pesta orang tua Kiara menuju apartemen.
“Se ... se ... semua sa ... sa ... sangat tiba-tiba,” ucap Olivia yang masih sangat shock. “Sopir tak mampu mengendalikan mobilnya.”
Olivia tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Fritz mengusap air mata Olivia dan terus berusaha menenangkannya. Entah bagaimana, Olivia lunglai dan jatuh di lengan Fritz, tak sadarkan diri.
“Suster ... suster ... tolong ...,” ucap Fritz panik.
Seorang perawat datang menghampiri mereka lalu dengan stetoskop, perawat itu memeriksa detak jantung Olivia.