EMPAT MUSIM TANPA DIRINYA

mahes.varaa
Chapter #8

PROYEK TERAKHIR VARSHA PART 2

“Masih ingat aku?” 

Nico langsung menganggukkan kepalanya mendengar pertanyaan dari sosok itu yang tidak lain adalah Rury-sepupu Varsha. 

“Ya, masih ingat.” 

“Kemarin sepertinya kamu enggak ikut ke sini?” Rury bertanya setelah mendekat ke arah makam Varsha dan meletakkan buket bunga yang sama dengan milik Nico di atas makam Varsha. “Apa aku salah?” 

“Enggak salah. Sa-saya-”

“Pakai aku saja, biar enggak terkesan formal.”

“Ya.” Nico menganggukkan kepalanya setuju. “A-aku memang kemarin enggak datang ke sini. Aku cuma datang ke rumah duka saja.” Nico menjawab dengan sedikit nada malu. 

“Apa kamu juga penggemar karya Shasha? Beberapa orang yang datang dari perusahaanmu kemarin bilang bahwa mereka juga penggemar karya Shasha.” Rury bertanya lagi. 

Jika harus dibandingkan, Rury jauh lebih banyak bicara dibandingkan dengan Varsha. Bahkan dengan Nico yang hanya sebatas rekan kerja dan tidak mengenal Rury secara pribadi sebelumnya, tidak membuat Rury merasa sedikit enggan untuk bicara dengan Nico. 

“Kenapa? Kaget yah? Apa aku terlalu banyak bicara?” Rury menyadari apa yang sedang Nico pikirkan saat ini. “Aku orangnya memang gini, banyak dan suka bicara bahkan kepada orang yang baru aku temui. Tolong dimaklumi.” 

Nico tersenyum kecil mendengar penjelasan Rury-sepupuVarsha. “Ya, enggak masalah.”

Setelah berdoa di depan makam Varsha, Rury dan Nico keluar dari area pemakaman dengan berjalan bersama. Sepanjang jalan keluar dari area pemakaman, Rury menceritakan sedikit tentang Varsha dan kehidupan yang dimilikinya yang tak banyak diketahui oleh orang lain. 

Varsha adalah anak yatim piatu. Varsha kehilangan keluarganya dengan cara yang berbeda. Dan setelah kehilangan kehilangan ibunya, Varsha pindah ke kota yang sama dengan kota tempat tinggal Rury  tinggal. Dibandingkan dengan sepupu lainnya, hubungan Varsha dan Rury memang terbilang dekat meski tidak dekat sekali. Varsha yang dulu dikenal sebagai anak yang mudah sekali tersenyum, ceria dan menyenangkan. Tapi setelah kehilangan keluarganya satu persatu, Varsha mulai berubah jadi anak yang murung dan semakin murung di tahun-tahun berikutnya. 

“Apa kamu tahu kalo Varsha sempat bertunangan?” 

“Ta-tahu.” Nico menjawab dengan sedikit sungkan. Nico benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan sepupu Varsha di sini-di pemakaman Varsha.  

“Aku pikir setelah bertahun-tahun Shasha terlihat menyiksa dirinya dengan kemalangan keluarganya, Shasha akhirnya menemukan kebahagiaannya. Aku pikir Shasha akhirnya bisa melepaskan rasa kehilangannya. Tapi nyatanya, pertunangan itu batal dan hingga akhir hayatnya, Shasha tetap sendiri.” Rury menjelaskan. 

Kemarin Nico sempat penasaran dengan alasan di balik pembatalan pertunangan Varsha dan Adam. Dan sekarang, Nico mendengarnya lagi dari Rury-sepupu Varsha. 

Haruskah aku bertanya?

Setelah sempat ragu, Nico akhirnya membulatkan tekadnya untuk bertanya pada Rury-sepupu Varsha mengenai perpisahan Varsha dengan Adam. 

“Kalo boleh tahu, kenapa Varsha membatalkan pertunangannya?” 

“Soal itu, aku juga enggak tahu. Shasha sama sekali enggak pernah bilang alasannya tiba-tiba membatalkan pertunangannya dengan Adam. Yang aku tahu Shasha cuma bilang kalo dia enggak mau menyesal lagi. Itu saja.” Rury menjelaskan. 

“Menyesal lagi?” Nico terkejut dan heran mendengar penjelasan Rury. 

“Aku juga enggak tahu apa yang dimaksud dengan Shasha dengan menyesal lagi. Mungkin ini ada hubungannya dengan masalah keluarganya.” 

Lihat selengkapnya