EMPAT MUSIM TANPA DIRINYA

mahes.varaa
Chapter #9

PROYEK TERAKHIR VARSHA PART 3

“Mas, kenapa diam?” 

Kalo bukan karena panggilan Yoga-si anak baru, Nico tidak akan menyadari jika anak baru itu juga ikut berlari turun lewat tangga untuk mengikutinya. 

“Kamu! Kenapa kamu ikut aku turun?” Nico melihat Yoga dengan tatapan bingung karena tidak menyangka anak baru itu akan mengikutinya bahkan berlari lewat tangga darurat. 

“Bukannya tadi Mas yang nyuruh aku buat ikutin Mas ketika sedang bekerja?” 

“Apa iya?” Nico berusaha mengingat ucapannya sendiri pada Yoga beberapa saat lalu dan baru menyadari jika dirinyalah yang meminta Yoga-si anak baru untuk mengikutinya. “Ah iya. Aku lupa. Maaf, harusnya aku bilang kamu enggak usah ikut.” 

“Apa aku harus balik ke atas, Mas?” tanya Yoga. 

Tadinya Nico ingin meminta Yoga balik saja, tapi melihat keringat menetes di kening Yoga dan menyadari jika dirinya membuat Yoga mengikutinya turun lewat tangga darurat, Nico merasa sedikit bersalah. 

“Enggak usah.  Kamu terlanjur udah di sini. Jadi ikut aku dan anggap ini pengalaman kerja pertamamu.” 

“Baik, Mas.” 

Nico melangkahkan kakinya mendekat pada Rury yang sedang duduk di kursi tunggu di lobi perusahaannya. 

“Selamat pagi,” sapa Nico. 

“Pagi. Apa aku ganggu kamu kerja?” Rury langsung membalas sapaan Nico dengan senyum ramahnya dan bicara dengan nada seolah dirinya sudah kenal lama dengan Nico. 

“Enggak kok. Enggak sama sekali.” Nico duduk di depan Rury dan Yoga sebagai anak baru, duduk tidak jauh dari kursi di mana Nico duduk. 

“Itu siapa?” Rury bertanya sembari melihat ke arah Yoga. 

“Anak baru. Dia akan ikut aku buat lihat kerjaku. Kalo keberatan, aku bisa suruh dia balik ke ruanganku, gimana?” 

“Enggak usah.” Rury tersenyum ramah lagi. “Aku cuma enggak nyangka yang kerja jadi editor ternyata wajahnya banyak yang rupawan.” 

“Makasih pujiannya.” Nico terkekeh mendengar pujian kecil Rury. Sifat Rury yang dilihatnya secara langsung sangat mirip dengan apa yang dituliskan Varsha dalam karyanya. “Kalo boleh tahu, kenapa ke sini … cari aku?” 

“Ah iya,” Rury buru-buru mengambil tasnya, mencari sesuatu di dalamnya, meletakkan apa yang ditemukannya di atas meja dan menyodorkannya ke arah Nico. 

“Apa ini?” Nico menatap heran apa yang baru saja disodorkan Rury padanya, sebuah amplop putih yang di bagian atasnya tertulis, untuk Nico. 

“Kemarin aku membersihkan rumah Shasha dan aku menemukan ini ada di dalam laci kerja Shasha.”  

Nico semakin heran melihat amplop putih yang ditinggalkan Varsha untuk dirinya. “Boleh aku buka dan lihat isinya?” 

Lihat selengkapnya