Apa ini?
Apaan ini?
Nico tercengang membaca bab musim semi pertama dari proyek terakhir Varsha. Isi dalam bab itu, membuat Nico tercengang hingga ke titik dirinya membeku tidak percaya.
Apa ini benar-benar terjadi?
Apa Varsha benar-benar kehilangan adik laki-lakinya saat itu?
Cerita ini,
Nico menaik-turunkan mousenya melihat proyek terakhir Varsha di layar laptopnya. Nico memang pengagum Varsha. Nico memang penggemar berat Varsha. Karena pekerjaannya, Nico sedikit banyak tahu tentang Varsha. Jika dibandingkan dengan penggemar karya Varsha di luar sana, apa yang Nico ketahui tentang Varsha, sepertinya Nico tahu lebih banyak dari mereka. Tapi … apa yang baru saja dibacanya ini, jelas membuat Nico bingung, heran dan tidak mengerti di saat yang sama.
Cerita ini, fiksi? Atau memang cerita tentang dirinya?
Nico bingung dan tidak mengerti karena tokoh dua tokoh di bab musim panas pertama adalah nama Varsha sendiri dan Ryo yang pernah Nico temui di hari pemakaman Varsha. Kebetulan itu jelas mengganggu benak Ryo. Sebagai editor, menemukan persamaan itu jelas membuat Ryo tidak bisa tidak merasa penasaran.
Klik!
Kita lanjut saja dulu!
Tak berhasil menemukan jawaban untuk rasa penasarannya, Nico memilih untuk melanjutkan membaca proyek terakhir Varsha. Langit di luar jendela kamar masih gelap gulita. Jam duduk di meja kerja Nico menunjukkan waktu masih belum tengah malam, yang artinya Nico masih punya waktu yang panjang untuk membaca apa yang Varsha tinggalkan untuknya.
Satu bab lagi, mungkin.
Nico menguap tanda tubuhnya sudah lelah dan butuh istirahat. Tapi rasa penasarannya akan apa yang Varsha tinggalkan jauh lebih besar hingga membuat Nico menunda alarm tubuhnya yang sudah butuh waktu istirahat.
Satu bab lagi.
Musim panas pertama. Bab berikutnya dalam proyek terakhir Varsha adalah tentang musim panas. Setelah sebelumnya membahas tentang musim semi yang hangat. Kali ini Nico menduga bab kedua yang berjudul musim panas pertama itu mungkin adalah musim panas yang membara. Dan jika sebelumnya musim semi membahas tentang Ryo, maka hanya ada satu pria yang cocok menggambarkan musim panas yang membara dan dia adalah Leonardo yang dipanggil dengan nama Leon.
Itulah yang Nico pikirkan setelah menemukan kebetulan yang terjadi antara pertemuannya dengan apa yang tertulis dalam proyek terakhir Varsha.
*
Musim panas tak pernah ragu.