Jadi ternyata … Varsha sudah jatuh cinta dengan buku sejak masa muda.
Meski tadinya hanya ingin menambah satu bab lagi yang dibacanya, tapi ketika membaca, Nico tenggelam dalam tulisan Varsha. Rasanya seolah Nico ada di dalam tulisan itu sendiri dan jadi saksi dalam kisah yang ditulis oleh Varsha.
Tidak hanya itu saja, semakin Nico membaca proyek terakhir Varsha itu, rasanya semakin Nico mengenal Varsha lebih jauh lagi. Ya, Nico adalah penggemar Varsha dan menemukan hal baru tentang Varsha, selalu jadi sesuatu yang menarik bagi Nico.
Aku baru tahu tentang ini.
Tapi …
Semakin Nico membaca proyek terakhir Varsha itu, Nico semakin menyadari jika tiga pria yang ditemuinya secara kebetulan di hari pemakaman Varsha itu punya arti yang khusus bagi Varsha.
Apa yang kamu lihat dari mereka, Varsha?
Tuk, tuk!
Nico mengetukkan jarinya mengingat bab musim semi pertama yang menceritakan tentang Ryo yang digambarkan Varsha sebagai musim semi. Dan sekarang di bab musim panas pertama, apa yang tertulis dalam proyek terakhir Varsha menceritakan tentang Leonardo yang dipanggil Leon.
Pria musim dingin dalam hidup Varsha, kira-kira siapa orangnya?
Pertanyaan itu kemudian muncul dalam benak Nico. Mata Nico melirik ke arah jam di meja kerjanya dan menemukan jarum jam sudah menunjukkan 1 dini hari. Harusnya Nico pergi tidur. Tapi Nico tidak bisa pergi tidur karena rasa penasarannya yang teramat sangat akan apa yang tertulis dalam proyek terakhir Varsha di hadapannya saat ini.
Selesaikan ini saja, baru tidur.
Setelah menawar kesepakatan pada tubuhnya yang lelah, Nico melanjutkan bacanya dengan niat menyelesaikan bab musim panas pertama dari proyek terakhir Varsha.
*
Satu minggu.
Dua minggu.
Satu bulan.
Dua bulan.
Satu semester.
Pada akhirnya Varsha akhirnya terbiasa dengan teman sebangkunya itu. Meski Leon itu berisik, banyak bicara ini, terutama saat guru menjelaskan, Varsha tidak punya pilihan lain selain menerima keadaannya.
Tapi keributan kecil yang ditimbulkan oleh Leon perlahan mulai berubah jadi kebiasaan untuk Varsha.