Tes, tes!
Air mata Nico terjatuh ketika membaca akhir dari bab musim panas pertama. Nico biasanya bukanlah orang yang mudah menangis, tapi setiap kali membaca karya Varsha yang menyedihkan, Nico akan menangis dengan mudahnya seperti kali ini.
Kalo cerita ini benar adalah cerita hidup Varsha, maka Ibu Varsha mati bunuh diri saat Varsha masih muda?
Bukankah hidup terlalu kejam padamu, Varsha?
Karena mengenal Varsha meski tidak kenal baik, Nico langsung membayangkan dirinya berada di posisi yang sama dengan Varsha saat kehilangan ibunya dengan cara seperti itu.
Saat itu … kamu pasti merasa bersalah sekali kan, Varsha?
Padahal ini bukan kesalahanmu, tapi kenapa kamu terus yang disalahkan??
Setelah menangis selama beberapa saat dan menghapus jejak air mata di wajahnya, Nico mengatur napasnya beberapa kali sebelum melanjutkan pembacaannya lagi. Bab berikutnya berjudul musim gugur pertama. Dan hanya dengan melihat judulnya, Nico sudah bisa menebak bab ini akan menceritakan tentang siapa.
Kalo ini benar cerita Varsha, maka bab ini pasti akan menceritakan tentang pria itu.
Meski tak menyebut namanya di dalam benaknya, tapi wajah Adam muncul sebagai jawaban dalam benak Nico.
Apa kali ini aku akan menemukan alasan Varsha memutuskan pertunangannya dengan Adam?
Sebelum melanjutkan bacanya, Nico kembali teringat dengan rasa penasarannya mengenai hubungan lama Varsha dengan Adam yang mendadak diputuskan oleh Varsha.
Aku mulai, Varsha.
Dengan jantung berdebar dan wajah yang masih sedikit basah oleh air matanya, Nico melanjutkan bacanya pada proyek terakhir Varsha di bab ketiga: musim gugur pertama.
*
Musim gugur adalah waktu di mana kita belajar mencintai dalam diam.
Bukan karena cinta itu tak ada,
tapi karena cinta itu terlalu dalam untuk dipaksa tinggal.
Kami saling mencintai.
Dengan cara yang tenang, seperti daun yang saling menyentuh sebelum jatuh.
Tidak meledak, tidak membara—
hanya hadir, menghangatkan, lalu pergi perlahan.