EMPAT MUSIM TANPA DIRINYA

mahes.varaa
Chapter #18

DAUN DI MUSIM GUGUR YANG HARUS GUGUR PART 1

Setelah disalahkan oleh Ibu untuk hilangnya adik laki-lakiku, sekarang setelah kematian Ibu, Ayah menyalahkanku. 

Bedanya, Ayah tidak menyalahkanku dengan kata-kata kasar seperti yang Ibu lakukan. Ayah hanya diam tapi dari sorot matanya, aku tahu dengan jelas jika Ayah menyalahkanku atas ucapanku pada Ibu yang membuatnya mengambil keputusan untuk bunuh diri.

Apa itu benar salahku? 

Apa semua kemalangan yang datang dalam keluargaku adalah karena aku? 

Apa aku dilahirkan hanya untuk jadi kemalangan saja? 

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu sering muncul dalam diriku dan berkat itu, aku memilih mengisolasi diriku, mengurung diriku dan memaksa diriku untuk menjauh dari kebahagiaan. 

Tapi … sekali lagi, seseorang datang dalam hidupku. 

Dia datang dengan menawariku kebahagiaan yang aku inginkan. 

Sebagai manusia yang sangat menginginkan kebahagiaan, jelas aku tidak bisa menolak tawaran itu. 

Semenjak makan malam bersama, Varsha sering menghabiskan malam bersama dengan Adam. Mulai dari makan malam, nonton film sampai hanya sekedar jalan-jalan malam. Hubungan itu kemudian berlanjut hingga di hari liburnya pun, Varsha bertemu dengan Adam dan menghabiskan waktunya dengan Adam. 

Tiga bulan berlalu dan untuk pertama kalinya Varsha merasa waktu berjalan lebih cepat dari biasanya. 

“Varsha?” panggil Adam ketika sedang berjalan bersama di tempat hiburan di hari liburnya. 

“Ya, senior?” Varsha menjawab sembari memakan es krim di tangannya. 

“Mau akhiri hubungan senior dan junior ini?” 

Mendengar pertanyaan dari Adam, Varsha langsung menghentikan langkah kakinya dan melihat ke arah Adam dengan tatapan heran. “Mak-sudnya, senior?” 

Adam mengangkat tangannya karena melihat es krim yang dimakan Varsha, mengotori bibir Varsha. Adam tersenyum kecil karena mendapati Varsha yang terlalu terkejut sampai-sampai es krim yang dimakannya mengotori bibirnya. 

“Kita akhiri hubungan senior-junior ini dan ganti ke hubungan lain. Apa kamu mau menjalin hubungan serius denganku, Varsha?” Adam bertanya sembari membersihkan bibir Varsha yang terkena es krim. 

“Eh??” Varsha tersentak karena tindakan Adam. Varsha sejenak ingin menarik wajahnya menjauh dari tangan Adam, tapi tangan Adam menahan wajahnya dan Varsha hanya bisa menerima tindakan Adam itu. “Senior serius?” 

“Ya, aku serius. Kamu pikir buat apa aku luangkan waktu liburku untukmu kalo aku enggak serius? Buat apa hampir setiap hari aku datang tempat kamu kerja kalo aku enggak serius, Varsha?” Setelah membersihkan bibir Varsha, Adam menarik tangannya. Tangan Adam bergerak ke arah lain ke tangan Varsha yang bebas dan menggenggamnya dengan erat. “Kamu enggak mau jadi pacarku dan berencana menikah denganku, Varsha?” 

Setelah apa yang terjadi pada keluargaku, aku sempat merasa kehilangan harapan. 

Keluargaku hancur semenjak hilangnya adikku dan itu semua karena aku. 

Kehancuran itu tidak berhenti pada titik itu saja. 

Karena ucapanku, karena amarahku, karena aku enggak bisa menahan diri lebih lama lagi, ibu memilih untuk pergi dengan cara seperti itu. 

Lihat selengkapnya