EMPAT MUSIM TANPA DIRINYA

mahes.varaa
Chapter #23

PERPISAHAN YANG MENYAKITKAN DI MUSIM DINGIN PART 3

Setahun kemudian. 

Setelah kematian Nico, Varsha kembali mengurung dirinya. Varsha memang datang ke pemakaman Nico, tapi setelah itu Varsha kembali mengurung dirinya seolah merasa jika dirinya adalah pertanda sial bagi semua orang yang disayanginya. Dimulai dari adik kecilnya yang menghilang dan tak pernah ditemukan, ibunya yang bunuh diri, ayahnya yang tewas dalam kecelakaan dan terakhir Nico yang juga tewas karena kecelakaan.

Untuk semua kehilangan sepanjang hidupnya, Varsha menyalahkan dirinya. 

Varsha terus mengurung diri di dalam rumahnya bahkan mengajukan hiatus ke perusahaan penerbit di mana Nico bekerja. 

“Aku tahu kamu sangat-sangat kehilangan Nico. Tapi dengan terus mengurung diri seperti ini, kamu hanya akan membuat Nico sedih, Varsha. Kamu tahu kan Nico adalah penggemar nomor satumu? Sebagai penggemar nomor satumu, Nico berharap kamu bisa terus menulis, Varsha!” 

Setelah setahun mengurung diri, Tita-atasan Nico yang merupakan kepala editor, datang mengunjunginya untuk kesekian kalinya. Jika dalam kunjungan-kunjungan sebelumnya Varsha tidak mengijinkan Tita masuk ke dalam rumahnya, kali ini Varsha mengijinkan Tita masuk. 

Kenapa? 

Karena Tita datang dalam keadaan hujan lebat dan Varsha tidak tega melihat Tita berdiri kehujanan dan kedinginan menunggu untuk dibukakan pintu oleh dirinya. 

Varsha awalnya enggan bicara dengan Tita. Tapi Tita terus bicara bahkan dengan sengaja memanggil sepupunya-Rury yang rela menembus hujan lebat untuk membantunya membujuk Varsha. Tita dan Rury bertemu dan saling mengenal ketika mengunjungi Varsha dan berusaha membujuk Varsha yang terus mengurung diri. Keduanya jadi sahabat baik ketika berusaha membujuk Varsha dan sekarang bertekad untuk membuat Varsha kembali. 

“Ya, aku tahu.” 

“Sudah setahun, Varsha. Sudah setahun lamanya, aku biarkan kamu berusaha menyembuhkan diri, Varsha. Sekarang … tolong kembalilah! Demi Nico, demi penggemarmu yang lain, Varsha. Dan juga demi dirimu sendiri!” 

“Tolong jangan siksa dirimu lagi untuk kesalahan yang bukan milikmu! Nico pergi bukan karena kesalahanmu, Varsha. Itu kecelakaan, Varsha!” 

“Ya, Nico pergi mungkin memang bukan kesalahanku. Tapi gimana dengan adik kecilku, ibuku dan ayahku?” 

“Mereka pergi bukan karena kesalahanmu, Varsha! Kamu tahu jawabannya, Varsha! Kamu tahu, tapi kamu masih menyalahkan dirimu!” 

Setelah perdebatan panjang di antara Varsha, Tita dan Rury, Varsha akhirnya bisa menangis lagi setelah setahun kepergian Nico, air matanya menolak jatuh. Bersamaan dengan jatuhnya air mata itu, perasaan Varsha akhirnya mulai kembali membaik. 

Tapi alasan Varsha akhirnya memutuskan untuk keluar dari rumahnya bukan karena perdebatan antara dirinya dengan Tita dan Rury-sepupunya. Alasan Varsha memutuskan untuk bangkit karena tidak sengaja menjatuhkan buku bersama dengan surat yang tak dikenalnya beberapa tahun lalu. 

Kalimat dalam surat itu kembali memberikan dorongan pada Varsha karena Varsha merasa di luar sana masih ada orang yang mendukungnya meski Varsha tak pernah tahu siapa dirinya. 

Lihat selengkapnya