EMPAT MUSIM TANPA DIRINYA

mahes.varaa
Chapter #28

MUSIM PANAS KEDUA PART 1

Panas matahari membakar kulitku,

Seperti pilihan-pilihan yang harus aku ambil sekarang, 

Tegar dan tanpa keraguan. 

Tapi semakin aku mendekati keputusan itu, 

Semakin berat rasanya. 

Cinta yang terpendam, harapan yang belum bisa kupahami, 

Semuanya berdesakan di hatiku, 

Menciptakan kebingungannya sendiri. 

Aku ingin melangkah maju,

Tapi ada rasa takut yang selalu mengikutiku, 

Menunggu aku jatuh lagi. 

Meskipun begitu, aku tahu aku harus bergerak, 

Dan aku melangkah meski langkahku terasa goyah. 


Janji temu Nico dan Leon adalah berada di dekat stadion pertandingan kota. Dari informasi yang Nico dapatkan, Leon kini menjadi pelatih klub basket di kampus ternama dan kini klub yang sedang dilatihnya sedang dalam masa pertandingan antar klub di ajang pertandingan universitas. 

Ramai sekali. 

Tadinya Nico ingin menunggu di luar stadion saja seperti yang dijanjikan oleh Leon. Tapi Nico yang datang lebih cepat, penasaran dengan keadaan stadion ketika ada pertandingan yang sedang berlangsung. 

Dan benar saja … ketika masuk ke dalam stadion dan pertandingan sedang berlangsung, Nico melihat stadion dalam keadaan sangat-sangat ramai bahkan rasanya gendang telinga Nico terus bergetar sangat kencang karena terlalu kerasnya suara di dalam stadion. 

Sial! Harusnya aku tunggu di luar saja! 

Nico menyesali keputusannya. Tapi apa boleh buat dirinya sudah terlanjur masuk jadi penonton dan mengeluarkan uang untuk tiket menonton. Karena sayang dengan uang yang dikeluarkannya, Nico akhirnya duduk di tribun paling atas, menonton pertandingan dan sesekali ikut bersorak bersama dengan penonton lain. Tak ada tim yang didukung oleh Nico, tapi beberapa pemain yang merupakan anak kuliahan, membuat Nico sedikit tertarik dan kebetulan anak-anak itu adalah anak yang dididik oleh Leon. 

Penyesalan yang sempat keluar dari mulutnya tadi, sekarang ditarik Nico karena rupanya menonton pertandingan seperti ini sesekali cukup menyenangkan baginya, meski telinganya harus menahan kebisingan yang tidak biasa dihadapinya. 

“Leon!” 

Lihat selengkapnya