Sret, sret!
Nico mencatat bagian penting dengan catatannya. Dua musim dari dua bagian telah ditemukan perbedaannya. Di dua musim semi, tak ada yang banyak berubah. Hanya di bagian akhir saja yang berubah yakni Varsha tetap kehilangan adiknya meski sudah menghindarinya. Kali ini Varsha kehilangan adiknya bukan karena dirinya tapi karena ibunya.
Lalu di dua musim panas, ada banyak perubahan yang terjadi. Di musim panas pertama Varsha menjalin hubungan dengan Leon. Hubungan itu membuat Varsha mendambakan kebahagiaan yang selama ini hilang dari keluarganya karena adiknya yang hilang. Varsha yang merasa bersalah menarik dirinya dan menolak untuk merasakan kebahagiaan. Tapi saat bersama Leon, Varsha kembali merasakan kebahagiaan. Varsha yang ingin merasakan kebahagiaan dan merasa hukuman sudah cukup setelah membuat adiknya hilang, akhirnya berdebat dengan sang ibu. Perdebatan itu kemudian mendorong sang ibu ke keputusan bunuh dirinya karena merasa bersalah.
Sementara di musim panas kedua di putaran waktu keduanya, Varsha menolak berhubungan dengan Leon. Segala jalan Leon untuk mendekatinya ditutup dengan rapat sehingga Leon tidak punya kesempatan untuk mendekati Varsha apalagi menjalin hubungan seperti di putaran waktu sebelumnya. Varsha menutup semua kemungkinan yang membuatnya menuju ke jalan perdebatan antara dirinya dan ibunya. Varsha berusaha menutup jalan menuju ke arah itu bahkan ketika penyebab hilangnya sang adik bukan lagi karena dirinya.
Tapi yang terjadi, tetap terjadi.
Varsha yang menerima keadaannya bahkan menjadi sasaran dari kemarahan ibunya, membuat sang ayah tidak tega melihatnya. Sang ayah yang selama bertahun-tahun berusaha memahami rasa kehilangan dan rasa bersalah dari istrinya, memilih untuk diam. Sang ayah percaya bahwa suatu saat nanti istri dan ibu dari anaknya akan kembali seperti semula. Sang ayah percaya dengan berjalannya waktu, istrinya akan kembali. Tapi yang terjadi sebaliknya. Sang istri justru terus menekan sang anak dan melimpahkan kesalahan kepada si anak karena tidak bisa menanggung kenyataan.
Sang ayah yang tidak tega dengan posisi sang anak, akhirnya membuka mulutnya setelah diam bertahun-tahun dan terjadilah perdebatan antara sang ayah dan sang ibu.
Ini akan terjadi! Ibu akan bunuh diri lagi!
Melihat perdebatan antara ayah dan ibunya, Varsha melihat bayangan kematian ibunya lagi. Perdebatan antara ayah dan ibunya terlihat sama persis dengan perdebatan antara dirinya dan ibunya di musim panas di putaran waktu pertama. Varsha yang tahu ibunya akan mengambil keputusan nekat, berusaha untuk tetap di dekat ibunya, berjaga-jaga dan bersiap-siap.
Bahkan kalo Ibu mengambil jalan nekat itu lagi, aku akan menyelamatkannya sebelum terlambat.
Sayangnya sang ibu sepertinya sudah merasa jika Varsha menyadari tindak tanduknya. Sang Ibu yang lama tidak memasak untuk Varsha, sore itu memasak untuk Varsha dan makan bersama. Sang Ibu kemudian meminta maaf kepada Varsha karena melimpahkan kesalahan pada Varsha sebagai bentuk ketidakberdayaannya akan kenyataan yang terjadi.
Setelah memastikan Varsha jatuh tertidur karena dalam makanan yang diberikan kepada Varsha telah diberikan obat tidur, sang ibu kembali mengambil pilihan nekat karena merasa bersalah telah menjadi alasan keluarganya yang hancur.
Pada akhirnya Varsha tetap kehilangan ibunya dengan cara yang sama hanya saja dengan tangan yang berbeda, sama seperti saat adiknya menghilang.
Tapi … di musim panas di putaran kedua ini, Varsha menemukan Awan. Bahkan … tahu nama pena yang Awan gunakan yang selama ini jadi alasannya selalu berada di perpustakaan. Baik di putaran waktu pertama dan keduanya, buku-buku yang selalu dibacanya di perpustakaan adalah buku yang memiliki catatan kecil di belakangnya yang ditinggalkan oleh nama Nawa yang tidak lain adalah Awan.